Dari kecil, saya sangat menyukai cerita-cerita fairy tale. Saya suka nonton film-film Disney jaman dulu semacam Snow White and the Seven Dwarfs, Sleeping Beauty, Cinderella, dan kawan-kawannya. Makanya, karena kesukaan saya pada cerita-cerita fairy tale tersebut, saya langsung menyukai film yang dibintangi Christina Ricci dan si ganteng James McAvoy ini.
Jadi alkisah di suatu masa, ada seorang pria yang dikutuk oleh seorang penyihir wanita. Kutukan itu berbunyi “keturunan perempuan Wilhern (nama pria itu) akan lahir dengan hidung seperti hidung babi”. Bertahun-tahun berlalu dan dalam beberapa generasi keluarga Wilhern selalu melahirkan anak laki-laki, tidak pernah perempuan. Sampai tiba waktunya seorang anak perempuan lahir dari pasangan Franklin dan Jessica Wilhern yang bernama Penelope. Ya, Penelope (Christina Ricci) inilah yang ketiban sial lahir dengan hidung babi. Karena fisiknya itu, Penelope ‘disembunyikan’ dan dibuat seolah-olah sudah meninggal menurut pengetahuan publik. Sang ibu yang menyayangi Penelope berusaha untuk menghilangkan kutukan pada putrinya tersebut. Diketahui bahwa kutukan tersebut bisa hilang jika ada seseorang berdarah biru mau menerima Penelope. Hal ini ditafsirkan Jessica bahwa satu-satunya cara menghapuskan kutukan tersebut adalah dengan menikahkan Penelope dengan seseorang yang berdarah biru.
Maka, dibuatlah semacam biro jodoh. Pria-pria berdarah biru yang sedang cari jodoh berbondong-bondong menemui Penelope. Sayangnya, setelah melihat Penelope, mereka semua langsung kaget dan kabur. Sampai akhirnya ada seorang pemuda bernama Edward (Simon Woods) sangat terkejut melihat Penelope dan menceritakan pada orang-orang bahwa ia bertemu dengan seorang gadis dengan hidung babi. Namun, ceritanya tersebut dianggap bualan oleh orang-orang dan ia disangka gila. Akhirnya, untuk membersihkan nama baiknya, Edward, dibantu dengan Lemon, wartawan yg juga mencurigai adanya keanehan pada keluarga Wilhern, mengutus Max Campion (yang sebenarnya bernama asli Johnny Martin, diperankan oleh James McAvoy) untuk pergi ke rumah keluarga Wilhern dan mengambil foto Penelope.
Max / Johnny pun pergi ke rumah Penelope, bersama pria-pria darah biru lainnya yang ingin bertemu Penelope. Dan, di saat pria-pria lainnya kabur begitu melihat Penelope, Max / Johnny tetap diam di tempatnya (sebenarnya hal ini karena ketika Penelope sedang menampakan dirinya, Johnny sedang terjatuh sehingga ia tidak melihat Penelope ^^). Hal itu menarik perhatian Penelope dan ia mulai jatuh hati pada pria itu. Mereka pun mulai mengobrol panjang lebar (tapi Johnny tidak bisa melihat Penelope). Max / Johnny ini pun mulai menaruh hati pada Penelope. Lalu, bagaimana selanjutnya? Apa yang terjadi setelah Johnny melihat wujud Penelope? Apakah Johnny mau menikahi Penelope? Dan apakah kutukan yang menimpa Penelope akan hilang? Tonton aja deh.
Film ini adalah film yang ringan dan menghibur, dan merupakan tipe film yang bisa ditonton oleh siapa saja, apalagi untuk para penggemar fairy tale. Christina Ricci berperan sangat baik di film ini, sebagai Penelope, tipikal putri keluarga kaya yang menginginkan kebebasan. Dan saya tidak bisa berhenti mimisan *lebay* melihat James McAvoy yang berperan sebagai Johnny Martin di sini. Jujur makhluk inilah yang bikin saya betah banget nonton film ini. GUANTENG BANGET SIIIIIH *nosebleed*. Ehem, tapi selain faktor James McAvoy-nya, film ini memang menghibur dan worth to watch kok :p Saya juga suka sama pemeran si Edward, anak orang kaya yang rada-rada tolol tapi imut *haha*.
Film ini sendiri memiliki pesan yang sangat simpel, yaitu tentang menerima diri sendiri walaupun dengan segala kekurangan yang kita miliki. Jika kita ingin orang lain menerima diri kita, maka terlebih dulu kita harus menerima diri sendiri.
Ja, sekian reviewnya. Film ini fun, lucu, ringan, dan menghibur. 4 bintang deh.
Rating : 1 2 3 4 5
puriii aku juga suka banget film ini~! 🙂
udah lama nontonnya, waktu sma dipinjemin dvd-nya sama temen 😀 hehehe.
asik ada yg suka jg. hehe aku nontonnya baru2 ini, telat ya :p