Belakangan ini lagi rajin-rajinnya nyari dan nonton film-film arahan Shunji Iwai (sutradara All About Lily Chou-chou & Hana and Alice). Dan di antara beberapa filmnya yang saya tonton belakangan ini, film ini menjadi salah satu film arahan Shunji Iwai yang lumayan meninggalkan kesan yang dalam dan menjadi favorit saya (tapi masih di bawah Lily Chou-chou & Hana and Alice sih). Jika kamu menyukai film-film dengan cerita yang manis, mungkin kamu akan menyukai film ini. Film ini ceritanya MANIIIIIS banget (hihi, saya emang paling demen nonton tipe film ‘manis’ kayak gini). Film ini bercerita tentang Watanabe Hiroko (Nakayama Miho), seorang perempuan yang harus kehilangan kekasihnya dua tahun lalu akibat kecelakaan pada saat pendakian gunung. Meskipun sudah dua tahun berlalu, Hiroko masih belum bisa melupakan kekasihnya yang bernama Fujii Itsuki tersebut. Setelah upacara peringatan kematian Fujii, ia mampir ke rumah orang tua dari mendiang kekasihnya tersebut dan melihat album kenangan Fujii semasa SMP. Hiroko lalu mencari alamat rumah Fujii yang dulu di album kenangan tersebut, dan mengirim sebuah surat berisikan kalimat “dear Fujii Itsuki, apa kabar? Aku baik-baik saja” ke alamat tersebut. Untuk apa Hiroko mengirim surat pada Fujii? Bukankah Fujii sudah meninggal? Hiroko yang masih belum bisa melupakan Fujii mengatakan bahwa surat yang dikirimnya adalah surat yang dialamatkan ke surga, tempat yang ia yakini sebagai ‘rumah’ dari Fujii yang sekarang. Dan betapa kagetnya Hiroko karena surat yang dikirimnya tersebut ternyata mendapat balasan dari seseorang yang bernama Fujii Itsuki. Tapi tenaaaaang, ini bukan film horror kok ^^ Setelah diusut, akhirnya Hiroko mengetahui bahwa alamat yang ditujunya itu bukanlah alamat rumah dari mendiang kekasihnya, tapi alamat rumah dari seorang perempuan bernama Fujii Itsuki (sama dengan nama kekasihnya, diperankan oleh Nakayama Miho juga), yang merupakan teman sekelas kekasihnya waktu SMP.
Hiroko dan Itsuki kemudian menjadi sahabat pena. Tanpa memberitahu bahwa Fujii (cowok) sudah meninggal, melalui surat Hiroko menanyakan Itsuki mengenai apa saja yang ia ketahui tentang Fujii semasa SMP (seperti bagaimana sifatnya dulu, siapa cinta pertamanya, dll). Itsuki pun kembali mengingat-ingat dan menceritakan kehidupan di masa SMP-nya pada Hiroko. Masa SMP-nya tersebut bisa dibilang tidak begitu meninggalkan kesan yang baik bagi Itsuki, karena akibat namanya yang sama dengan Fujii, selama tiga tahun di SMP ia dan Fujii (Takashi Kashiwabara) selalu menjadi bahan olok-olok teman-teman sekelasnya. Itsuki sendiri tidak begitu akrab dengan Fujii, tapi secara terpaksa mereka berdua pernah ditugaskan menjadi petugas perpustakaan bersama-sama. Jika Itsuki selalu tekun mengerjakan tugasnya, Fujii bisa dibilang tidak pernah melakukan apa-apa dalam tugasnya sebagai petugas perpustakan. Namun ia memiliki hobi yang unik. Ia selalu meminjam buku-buku perpustakaan yang tergolong berat dan tidak pernah dipinjam orang, tapi bukan untuk dibaca, melainkan karena ia senang menulisi kartu-kartu perpustakaan buku-buku tersebut dengan namanya sendiri (dan senang karena tidak akan ada nama-nama lain di kartu-kartu tersebut). Surat menyurat antara Hiroko dan Itsuki pun terus berjalan. Lalu, apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Hiroko akan berhasil merelakan kepergian Fujii? Seperti apakah hubungan antara Fujii Itsuki (cowok) dan Fujii Itsuki (cewek) yang sebenarnya ketika mereka masih SMP?
Seperti yang saya bilang di atas, film ini adalah film yang manis dan lumayan meninggalkan kesan yang dalam. Film ini sebenernya simpel, tapi berhasil ‘kena’ banget di hati. Yang paling saya suka sih masa SMP kedua Fujii Itsuki ini. Mereka tidak akrab sama sekali namun nama yang sama membuat hubungan antara mereka terasa lucu dan manis. Apalagi yang jadi Fujii Itsuki cowok adalah salah satu aktor Jepang favorit saya, yaitu Takashi Kashiwabara alias Kassy (Itazura na Kiss, Honey & Clover). Syeneeeeng deh liat Kassy yang masih abg di sini (sekarang sih udah om-om). Perannya sih gak jauh beda sama yang di Itazura na Kiss tapi saya tetep aja melting liat aktingnya di sini. Kassy di sini gak terlalu banyak ngomong karena tokoh Fujii Itsuki cowok ini digambarkan sebagai cowok yang dingin. Tapi sekalinya natap, wuiiiih tatapannya ‘bicara’ banyak cyiiiin. Selain itu, Nakayama Miho juga berhasil memerankan perannya di sini. Apalagi di sini dia memerankan dua karakter dengan kepribadian yang berbeda (Hiroko yang melankolis dan Itsuki yang tomboy dan ceria). Awalnya saya bingung kenapa dua karakter ini harus diperankan oleh pemeran yang sama. Namun, setelah menonton film ini sampai selesai, melihat kenapa akhirnya Fujii memilih Hiroko ketika ia dewasa, akhirnya saya ngerti juga kenapa dua karakter ini diperankan oleh aktris yang sama *no spoiler ah*. Tapi ya, harusnya sih dua karakter ini jangan terlalu dibikin sama, setidaknya secara fisik seperti dari gaya rambut, harusnya gaya rambutnya dibedain, jangan sama-sama banget biar kemiripan di antara mereka tidak terlalu ‘kebetulan’.
Seperti film-film Shunji Iwai yang lainnya, sinematografi yang cantik juga bisa kita temukan di sini. Selain itu, saya salut sama Shunji Iwai yang berhasil bikin setiap adegan dalam film ini menjadi sangat berkesan sehingga saya selalu pengen lihat adegan-adegan tersebut lagi, lagi, dan lagi. Daaaaan, adegan terbaik dan paling berkesan dari film ini menurut saya adalah endingnya. Endingnya sebenarnya sangat simpel, sekilas mungkin akan menimbulkan komentar ‘eh, gitu doang?’, tapi meskipun simpel menurut saya endingnya terasa daleeeem banget dan juga menyajikan sebuah kejutan yang sangat manis dan bikin saya jadi pengen nangis tapi juga bahagia. Pokoknya tonton aja deh kalo mau tau!
Film ini sendiri memberi kita pesan agar tidak larut dalam kesedihan akibat ditinggal orang yang dicintai. Yang sudah meninggal tidak akan kembali. Tidak ada gunanya jika kita terus tenggelam dalam kesedihan dan tidak mau merelakan kepergian dari orang yang kita cintai tersebut, sementara mungkin ada orang yang masih hidup yang mau mencintai kita dengan tulus. Seperti yang terjadi pada Hiroko, yang dengan terus-terusan mengirim surat pada Itsuki membuat ia semakin tenggelam akan cintanya pada Fujii. Namun berkat seorang teman yang selalu ada di sisinya dan mencintainya dengan sepenuh hati, akhirnya Hiroko mau bangkit dan tidak terus-terusan terpaku akan kenangannya bersama Fujii. 4 bintang 🙂
Rating : 1 2 3 4 5
Tau nggak kenapa aku dulu nonton jadul film ini?
Gara-gara salah satu soundtracknya pake lagu favoriteku Girl friend dari The Pillows 😆
itu ada di salah satu adegannya gak? abis perasaan di sepanjang film cuma kedengeran suara piano *koneksi internet putus-putus jadi susah ngecek youtube-nya :D*
Lagunya sendiri di aransemen ulang pake piano. Ya itu, alunan piano nya sepanjang film emang pake lagu Girl Friend-nya The Pillows. Tapi aku lbh suka versi biasanya, lebih menghanyutkan
Di youtube ad ga’ , pengen liat juga soal.y.. Dri kemarin ta ubek2 youtube, kga ktemu juga T.T
btw, TOYOKAWA ETSUSHI di sini berperan sebagai apa?????
kok gk ada yang di sebut2 ya?? 🙂
pengen banget nonton ni film cz katanya ada Toyoetsu di mari 😀
@ingesz: dia jadi temennya hiroko yg suka sama hiroko dan selalu nemenin hiroko kesana kemari
aaa… jadi maksudnya ini
“Tidak ada gunanya jika kita terus tenggelam dalam kesedihan dan tidak mau merelakan kepergian dari orang yang kita cintai tersebut, sementara mungkin ada orang yang masih hidup yang mau mencintai kita dengan tulus. Seperti yang terjadi pada Hiroko, yang dengan terus-terusan mengirim surat pada Itsuki membuat ia semakin tenggelam akan cintanya pada Fujii. Namun berkat seorang teman yang selalu ada di sisinya dan mencintainya dengan sepenuh hati, akhirnya Hiroko mau bangkit dan tidak terus-terusan terpaku akan kenangannya bersama Fujii. ”
seseorang yg itu TOYOKAWA ETSUSHI ya??? kyaaaaa, jadi pengen cepat2 dunlud ni movie…
thanks so much untuk info and review nya yah…:D
yap, seseorang itu adalah etsushi toyokawa 🙂
Sama2, makasih juga krn udah mampir dan komen 🙂
Kayanya gw agak bermusuhan sama film2 jaduh yang kualitasnya gak HD deh. Jadi males nontonnya. Udah donlot Love Letter tapi ooooh tapi gw apus pas skimming karena ngantuk. Dan kualitas videonya sedang2 saja gak terlalu bening. Pengen dispoiler dong Pris. Bisa diimel ga ya? Hahahha.
loh emang donlotnya di mana? gw donlot di IDWS perasaan gambarnya baik2 aja dan gak parah, biar bukan kualitas yg bening banget. mau dispoiler apanya nih btw? ntar gak asik lagi kalo nanti2 niat nonton 😀
spoiler yang gak lo ceritain disini. misterinya, inti ceritanya deh. Gw donlot dr IDWS… beningnya pelem jadul kan gak bening juga di mata gw -_-
biariiin gw mau spoilerrr
oke deh SPOILER-nya di sini aja… *di-highlight aja ya*
Simpel aja sih misterinya, ternyata akhirnya ketahuan kalo si Fuji Itsuki cowok tuh dulunya suka sama si Fuji Itsuki cewek. Si Fuji cowok kan suka minjem buku di perpus, nantinya ketahuan di salah satu kartu perpus yg pernah dipinjemnya, di balik kartunya ada gambar si Fuji Itsuki cewek (yg digambar sm Fuji cowok). Hal itu menjelaskan kenapa pas dewasa si Fuji cowok pacaran sama Hiroko, yang wajahnya mirip banget sama Fuji cewek. yak, gitulah intinya.
aku suka peran cewe yg pas SMA.
rekomenin dong film yg ada berperan seperti itu, teh pris
kak masih punya filmnya ? aku download lewat IDWS kagak bisa..
Sialan, mata gua beraer pas endingnya hehe. untung nonton sendiri. Keren filmnya. Lumayan ga gampang ketebak jalan ceritanya (ga baca resensi dulu), ga nyangka ternyata karakter utamanya si fujii Itsuki (yg cewe). Pinter banget nih sutradaranya. Pantes di Imdb dpt rating 8. Gambar& music verrry guud. Gua nonton dpt dari kat.cr cari aja yg DTS. gambarnya bagus