Selain Justin Bieber, apa lagi sih yang lagi digandrungi remaja Indonesia saat ini? Mungkin salah satu jawabannya adalah Korean pop-culture (terutama artis dan drama Korea). Bisa dibilang penggemar Korea di negara ini memiliki jumlah yang tidak sedikit. Lalu, bagaimana dengan negara lainnya? Apakah demam Korea juga melanda negara-negara lainnya? Ya, ternyata demam Korea tidak hanya terjadi di Indonesia saja sodara-sodara, tapi juga di salah satu negara tetangga kita yang bernama Thailand. Hal itu dibuktikan melalui film Thailand berjudul Hello Stranger (judul asli: Kuan meun ho) besutan sutradara Banjong Pisanthanakun, sebuah film bergenre komedi romantis yang berlatarkan negeri penghasil ginseng tersebut.
Hello Stranger bercerita tentang dua orang –cewek dan cowok – yang tidak saling mengenal yang sama-sama sedang berlibur di Korea Selatan. Si cewek merupakan penggemar berat drama Korea, dan ia berlibur ke Korea dengan tujuan untuk mengunjungi tempat-tempat yang pernah digunakan di drama Korea (ya, tempat-tempat tersebut ternyata dijadikan tempat wisata, salah satunya adalah Nami Island yang merupakan setting drama Winter Sonata) sekaligus untuk menghadiri pernikahan temannya yang merupakan orang Korea. Sedangkan si cowok merupakan kebalikan dari si cewek. Ia bukanlah penggemar drama Korea, dan alasan ia berlibur ke Korea adalah semata-mata untuk menghibur dirinya yang baru saja putus dengan pacarnya. Di bagian awal, mereka berlibur secara terpisah. Si cewek berlibur sendiri, sedangkan si cowok berlibur dengan rombongan tour. Lalu, karena suatu kejadian, mereka berdua bertemu dan kemudian memutuskan menghabiskan masa liburan mereka di Korea bersama-sama. Meskipun tidak saling mengenal, dengan cepat si cewek dan si cowok tersebut langsung akrab dan mereka banyak melakukan hal yang gila dan menyenangkan di sana. Namun, meskipun begitu, mereka sepakat untuk tidak memberitahu nama mereka masing-masing. Dua orang tersebut kemudian mulai saling terbuka dan saling menceritakan masalah mereka masing-masing. Selanjutnya, mungkin bisa ditebak, kedua orang ini mulai merasakan ‘suatu perasaan’ satu sama lain. Lalu, apa selanjutnya yang akan terjadi pada mereka? Apakah hubungan antara kedua orang asing ini akan berlanjut setelah mereka pulang ke Thailand? Atau, apakah mereka akan kembali menjadi orang asing? Sila tonton sendiri 🙂
Dengan membaca sinopsis di atas, mungkin kita akan merasa cerita film ini tergolong klise dan sama sekali tidak menawarkan hal yang baru. Hal tersebut memang benar. Jadi, apa yang menjadikan film ini layak untuk ditonton banyak orang? Jawaban pertama adalah humor di dalamnya. Ya, film ini memang banyak menghadirkan momen lucu yang bisa membuat penontonnya tertawa melalui tingkah konyol dua tokoh utamanya. Lalu, jawaban yang kedua adalah karakteristik dan chemistry dua tokoh utamanya. Saya sukaaa banget sama karakteristik dua orang ini. Menurut saya mereka adalah pasangan yang sangat fun dan tidak membosankan. Yang paling saya suka sih karakteristik cowoknya. Di luar tampangnya yang good looking, sebenarnya karakter cowoknya ini bukan tipikal karakter yang mudah membuat perempuan jatuh cinta. Karakter cowoknya malah terlihat agak annoying, dan untuk ukuran laki-laki, karakter ini termasuk cerewet sekali. Tapi itu malah yang saya suka dari film ini. Karakteristik kedua tokohnya inilah yang membuat filmnya jadi lucu dan segar. Chemistry antara pasangan ini pun berhasil dibangun dengan baik. Meskipun diceritakan hanya mengenal beberapa hari, tapi mereka kelihatan kayak udah kenal lamaaaa banget. Penonton pun pasti akan dibuat gregetan dan berharap mereka akhirnya akan bersama.
Seperti yang telah ditulis di bagian awal, film ini juga membuktikan bahwa Thailand termasuk negara yang juga dilanda demam drama Korea. Hal itu diperlihatkan melalui rombongan tour Happy Korea (yang diikuti si cowok) yang dikhususkan untuk mengunjungi lokasi-lokasi yang pernah digunakan sebagai setting drama Korea (seperti lokasi drama Winter Sonata, Princess Hours, Coffee Prince). Namun, hal tersebut dijadikan sebagai suatu sindiran halus yang ditunjukan melalui karakter si cowok (ada scene di mana karakter si cowok berpendapat yg sedikit menyindir tentang drama korea). Namun, yang agak disayangkan, seperempat bagian akhirnya menurut saya jadi tidak ada bedanya dengan drama Korea kebanyakan karena ceritanya langsung berubah menjadi sedikit menye-menye lengkap dengan sedikit tangisan. Tapi hal tersebut tidak begitu mengganggu kok, dan ditolong oleh endingnya yang menurut saya sangat manis meskipun terkesan menggantung. Ja, overall, saya suka film ini. Recommended! Terutama buat para penyuka film-film bergenre komedi romantis. 3,75 bintang deh 😀
Rating : 1 2 3 3,75 4 5
Sebuah film bagus, yang bernuansa satir juga, mengkritisi budaya pop korea yang masuk ke Thailand.
dan konon, film ini akan dibuat sekuelnya? 😕
emasa? tapi lebih baik jangan ada sekuelnya, endingnya udah pas banget dan lebih baik gak perlu dilanjutin lagi…
Hahaha, kayanya saya juga bakal sependapat sama cowok ini. Film Korea yang saya tahu banyak yang berlebihan gimanaa gitu. 😛
BTW, kalau suka + recommended aja 3.75, yang 5 kaya apa ya? 😕
@Zeph
Apakah suka menonton film
KoreaThai? 😕iya, tapi gak semua film Korea kayak begitu jg kok. yg disinggung di sini kayaknya kebanyakan drama serinya ya.
yg 5 yang sukanya banget-bangetan. nilai 3 ke atas itu udah termasuk recommended kok. cuman kadar bagus dan sukanya yg berbeda 😀
Perkembangan film di Thailand belakangan membuat saya juga penasaran terhadap beberapa film produksi thailand, terutama yang masuk festival kelas dunia, apalagi setelah film Uncle Boonmee Who Can Recall His Past Lives mampu meraih Palme d’Or di Cannes festival.
ah Uncle Boonme, salah satu film yg lagi pengen banget saya tonton. btw Thailand hebat ya. kapan coba perfilman Indonesia bisa kayak gitu…
@Zeph
Wah buset dapat Palme d’Or! Baru tahu 😯 (nubi soal film 😳 )
Kalo saya mulai melirik film Thailand sejak film Shutter. 😀 Belakangan pingin nonton film Taloompuk tapi di Youtube dulu ga ada subtitle English-nya, dan sekarang sepertinya sudah dihapus juga 😦
@Purisuka
Selama (misalnya) film horornya masih mengandalkan lekukan tubuh ya susah.
Sori, agak OOT dikit.
Adik perempuanku dan suaminya pernah traveling ke Korea Selatan dgn rute tempat wisata lokasi syuting drama Korea semisal Winter Sonata dan Jang Geum.
Adikku memang penggemar berat drama Korea, tapi adik iparku sama sekali bukan fans.
Menurut iparku, terlepas dari tempat wisatanya bekas lokasi syuting, pengelolaannya sangat bagus dan yang pasti tempatnya memang indah. Aku sendiri rada muak dengan drama Korea, tapi sangat tertarik melancong ke tempat wisata bekas syuting drama tsb.
kalo itu sih saya juga mau banget kalo dikasih kesempatan pergi ke tempat2 itu. lagian jg saya gak benci drama korea. ada beberapa drama korea yg saya suka (contohnya fullhouse). dan saya malah kagum sm pihak drama-maker sana yg bener2 serius ngegarap drama seri-nya sampai2 tempat2nya dijadiin tempat wisata.
Film luar biasa keren. Banjong emang hebat
Ga tau soal film/musik korea korea-an dan memang ga mau tau pertama nonton Hello Stranger di RCTI (dua tahun lalu klo ga salah) itu Jg karna ketonton 😀 ga sengaja. waktu abis sakit sambil selimutan tiduran di depan tv ditemenin cewe gw tp dia duduk gonta-ganti remote (emang wkt itu lg ad cewe gw drmh)
Tanpa tau Jadwal acara tv, cewe gw pencet2 remote kepindahlah ke channel RCTI film baru mulai, gw cuma coba mengikuti. gw waktu itu lemes bgd biasanya yg pegang remote gw, sebenernya awal gw ga suka mau gw ganti tp gw ga kuat dan males bgd mau bilang ganti channelnya.
Intinya biasanya w ga mempan sama film2 kyk gini. seminggu lalu gara2 adek sepupu gw (cewe). Suka nonton film korea (DVD, bukan bioskop), eh gw inget lagi trus w download.
Gw Jd gampang baper? Mungkin Juga karna kondisi gw lg sakit waktu itu Jd gw gampang terenyuh?
Yg bikin nyesek pas adegan di pesawat pas terakhir kalinya
kun cewe dan kun cowo bertemu
kun cowo bilang “..Setidaknya, kita harus saling tau nama kita..”
kun cewe bilang dengan lembut “..Cukup. Jangan memaksaku..” beuh itu pedih bgd karna kita ngomong sama orang yg ga bakal ketemu lg.
cerita filmnya bagus. tapi endingnya bikin geregetan dan sedih. Buat w film ini sangat berkesan