Masa akhir kuliah adalah sebuah masa di mana para mahasiswa sudah harus serius memikirkan apa yang akan menjadi masa depan mereka. Seperti Yuuki Kai (Tsumabuki Satoshi), yang di tahun terakhirnya di universitas, juga mulai serius memikirkan hal tersebut. Tidak seperti kedua temannya, Yashima Keita (Eita) dan Aida Shohei (Narimiya Hiroki) yang terlihat sangat santai, Kai mulai rajin mencari-cari pekerjaan, interview sana sini, dan deg-degan menanti panggilan dari perusahaan yang diincarnya. Suatu hari, sepulangnya dari sebuah interview, ia melihat seorang perempuan cantik sedang bermain biola dengan indahnya di halaman kampus. Ketika menyadari bahwa Kai sedang memperhatikannya, dengan tatapan galak perempuan tersebut langsung mengulurkan tangannya kepada Kai. Kai yang sedang tidak membawa uang, akhirnya memberikan sebuah jeruk yang didapatnya dari Keita kepada perempuan itu sebagai “bayaran ngamen”.
Tanpa Kai ketahui, perempuan cantik yang kemudian diketahui bernama Hagio Sae (Shibasaki Kou) itu sebenarnya tidak bisa mendengar, alias tuna rungu. Ia sudah kehilangan fungsi pendengarannya sejak empat tahun yang lalu. Hal tersebut tentunya sangat disayangkan, karena Sae sebelumnya sudah banyak dikenal orang sebagai pemain biola muda berbakat, dan penyakitnya tersebut membuat karir musiknya terhenti. Kai bertemu lagi dengan Sae ketika Kai menggantikan Keita yang tidak bisa datang ke kencan buta yang direncanakan Shohei padanya. Tanpa Kai sangka, pasangan kencan buta tersebut adalah Sae yang pernah dilihatnya sedang bermain biola. Sejak kencan buta itulah, Kai mulai dekat dengan Sae. Sifat Kai yang baik terhadap Sae, mulai membuka hati Sae yang sebelumnya tertutup. Sejak Sae tidak bisa mendengar, ia memang jadi menutup diri dari banyak orang, dan selalu bersikap dingin karena perasaan tidak mau dikasihani. Tidak hanya itu, Sae dan sahabatnya, Akane (Shiraishi Miho), juga mulai bersahabat dengan Keita dan Shohei, dan berlima mereka membentuk Orange Society. Mereka juga memiliki sebuah buku yang dinamai Orange Diary, sebuah buku yang bisa mereka tulisi apa saja, seperti curhatan atau pikiran-pikiran yang ingin mereka kemukakan.
Masih dalam misi “mau nonton semua film / dorama yang ada eita-nya”, kali ini dorama yang saya review adalah Orange Days yang memasang Eita sebagai sahabat dari tokoh utama dorama ini. Dan hasilnya saya tidak menyesal sama sekali telah menonton dorama ini. Orange Days adalah drama yang sangat menyentuh, tapi meskipun begitu, Orange Days bukanlah drama yang cengeng. Yang paling saya suka dari dorama ini adalah chemistry antara tokoh Kai dan Sae. Seperti yang pernah saya bilang, pasangan Tsumabuki Satoshi dan Kou Shibasaki ini sesungguhnya memang benar-benar pacaran, dan mereka juga pernah maen bareng di film Dororo yang sudah saya review sebelumnya. Menurut saya mereka ini pasangan yang maniiiiis sekali. Kai yang baik hati selalu sabar menghadapi Sae yang sangat egois. Akting mereka berdua pun sangat oke. Yang paling saya suka sih aktingnya Kou Shibasaki sebagai Hagio Sae. Saya suka sifat judesnya. Meskipun memiliki kekurangan, tapi dia tidak pernah terlihat cengeng atau minta dikasihani. Namun kita tahu, meskipun dia terlihat kuat di luar, hati Sae sebenarnya rapuh, dan ia masih memiliki ketidakrelaan akan kekurangannya tersebut. Dan beruntunglah ada Kai yang memulai memasuki kehidupannya, dan membuatnya menghentikan segala keluhan tersebut. Kou Shibasaki sangat sempurna memerankan Sae. Adegan yang paling saya suka: ketika dia mengacungkan jari tengah ketika berada di tengah panggung. Mantep banget eksperesinya di adegan itu ^^ Tsumabuki Satoshi pun sangat pas memerankan Kai yang baik hati dan memiliki jiwa penolong yang sangat besar. Saya suka karakternya di sini. Dia baik hati, dan kebaikannya menurut saya tidak terlihat sebagai kemunafikan dan masih masuk akal. Di episode ke berapa gitu, Sae sempat mengatakan pada Kai bahwa Kai itu bersikap baik pada dirinya hanya karena ingin terlihat baik, dan hal tersebut membuat Kai merasa marah karena dia tidak merasa seperti itu. Dan di sini pun saya setuju sama Kai karena menurut saya sifat baik Kai itu memang merupakan sifat dasarnya. Karena itu tidak heran ia memilih jurusan psikologi kesejahteraan sosial di universitasnya. Selain dua pemain utama ini, tiga pemain lainnya pun bermain dengan baik dan turut menghidupkan dorama ini. Saya suka peran Narimiya Hiroki di sini sebagai Shohei yang playboy dan bekerja sambilan sebagai fotografer. Begitu juga dengan Eita, yang berperan sebagai Keita yang culun dan nasibnya selalu sial dalam percintaan. Di sini Eita masih culun sekali, tapi entah kenapa saya paling suka ketika Eita masih culun (kayak di Summer Time Machine Blues). Abisnya manis sih. hihi. Bumbu cinta segitiga juga turut dihadirkan karena adanya tokoh Akane yang diperankan oleh Shiraishi Miho. Tapi di sini hal tersebut tidak terlalu banyak dan tidak terlalu diperlihatkan. Shiraishi Miho pun di sini berakting dengan baik. Tapi saya lebih suka dia kalo jadi cewek sangar kayak pas di Densha Otoko ^^
Seperti yang saya sebut di awal review ini, Orange Days bercerita tentang mahasiswa-mahasiswa yang sudah waktunya serius untuk memikirkan masa depan. Di sini tokoh Kai diceritakan rajin mencari pekerjaan di berbagai perusahaan. Tapi pada akhirnya dia mulai ragu, apakah benar pekerjaan tersebut yang diinginkannya? Apakah dia mencari pekerjaan hanya karena takut menjadi pengangguran setelah ia lulus kuliah? Pada akhirnya saya merasa keputusan yang diambil Kai memang keputusan yang tepat, meskipun terlihat menyia-nyiakan sesuatu yang sudah susah payah ia usahakan, tapi bukankah dalam memilih pekerjaan seharusnya ada rasa cinta dan kecocokan dengan pekerjaan tersebut? 🙂 Selain itu, kita juga dibawa untuk melihat kondisi Sae. Ia tahu benar apa bakatnya dan apa yang diharapkannya menjadi masa depannya, yaitu musik. Tapi kekurangan yang ia derita membuat hal tersebut terhalang. Namun, berkat Kai, Sae akhirnya tetap tidak menyerah dan terus bermain musik, meskipun ia tidak bisa mendengar.
Satu hal terakhir, nonton dorama ini bikin saya jadi pengen banget belajar bahasa isyarat. Sebagian percakapan yang melibatkan Sae di sini memang semuanya menggunakan bahasa isyarat. Kebetulan Kai sendiri menguasai bahasa isyarat karena hal tersebut merupakan salah satu mata kuliah wajib yang dipelajari di jurusannya. Dan entah kenapa saya seneng banget ngeliat mereka berkomunikasi dengan bahasa isyarat, rasanya bikin hubungan yang terjalin di antara mereka jadi makin manis saja, hehe. Selain itu, ide Orange Diary juga menurut saya sangat bagus. Hal tersebut mengingatkan saya pada masa-masa SMP karena saya dan teman-teman saya juga punya buku seperti itu yang bisa kita isi sama-sama. Ja, kesimpulannya, dorama berjumlah 11 episode ini adalah dorama yang sangat bagus dan recommended. 4 bintang 🙂
catatan: di dorama ini ada Ueno Juri (yang terkenal sebagai Nodame di Nodame Cantabile) yang memerankan peran kecil sebagai adiknya Shohei. Ini sekaligus menambah daftar di mana Ueno Juri sering sekali bermain di dorama yang sama dengan Eita (tapi sayang di sini mereka gak pernah berada bersama dalam satu scene). Dan jangan dilupakan kehadiran si ganteng Kassy alias Kashiwabara Takashi (Itazura na Kiss, Honey and Clover) yang turut menyegarkan mata ini meskipun perannya tergolong tidak banyak di sini ^^
Rating : 1 2 3 4 5