Infernal Affairs adalah salah satu film Hong Kong yang menjadi favorit saya. Film ini adalah sebuah film yang tidak hanya bagus secara kualitas, tapi juga dari segi pendapatan (di negaranya film ini disebut-sebut sebagai box office miracle). Hollywood pun sudah pernah me-remake film ini dengan judul The Departed (sayangnya belum nonton). Kali ini, film ini kembali dilirik sineas dari negara lain, yaitu Jepang, untuk dibuat adaptasinya. Namun, adaptasi kali ini tidak berbentuk film layar lebar, melainkan drama spesial dua episode yang ditayangkan di dua stasiun tv yang berbeda.
Adaptasi baru Infernal Affairs ini memiliki judul Double Face. Ceritanya sendiri, sama seperti pada Infernal Affairs, yaitu tentang dua orang pria yang menjalani dua peran. Nishijima Hidetoshi memerankan tokoh Moriya Jun (karakternya Tony Leung di IA), seorang polisi yang menyusup ke dalam suatu kelompok yakuza dan menjalankan perannya sebagai yakuza selama bertahun-tahun. Sementara itu, Kagawa Teruyuki memerankan tokoh Takayama Ryosuke (karakternya Andy Lau di IA), seorang yakuza yang menyusup ke kepolisian dan menjalankan perannya sebagai polisi selama bertahun-tahun juga. Episode pertama drama spesial ini (yang punya judul Sennyuu Sousa Hen) ditayangkan di channel TBS. Bagian ini berfokus pada kehidupan Moriya Jun sebagai seorang polisi yang sudah lelah menjalani perannya sebagai yakuza. Sementara itu, episode kedua (yang punya judul Giso Keisatsu Hen) yang ditayangkan di channel WOWOW berfokus pada kehidupan Takayama, polisi mata-mata yakuza yang tampaknya punya sebuah rencana sendiri. Lalu, apa yang akan terjadi pada dua orang ini? Dan yang terpenting, apakah drama spesial ini merupakan adaptasi yang berhasil?
Double Face adalah salah satu contoh remake yang patuh terhadap sumber aslinya. Jalan cerita, adegan, dialog, dan karakter-karakter drama ini, hampir semuanya mirip dengan film aslinya. Well, ada beberapa perubahan dan tambahan-tambahan juga sih (dan kabarnya ada sedikit cipratan dari Infernal Affairs 2, tapi saya belum nonton film yang itu jadi gak tahu), tapi tidak sampai merusak esensi dari film aslinya dan malah membuat drama ini menjadi lebih matang dari film aslinya. Yeah, karena terbagi menjadi dua bagian (masing-masing episodenya berdurasi 90 menitan, berarti total dua kali lebih lama dari film aslinya), latar belakang kedua tokoh utamanya menjadi lebih kuat dan lebih dikembangkan. Dan meskipun saya sudah menonton film aslinya dan tahu apa saja yang akan terjadi selanjutnya, saya tetap berhasil dibuat deg-degan dan harap-harap cemas menanti adegan selanjutnya. Intinya, menurut saya drama spesial ini merupakan remake yang berhasil.
Dua aktor utama drama spesial ini berhasil memerankan perannya masing-masing dengan sangat baik. Nishijima Hidetoshi menurut saya tidak kalah bagus aktingnya dengan Tony Leung. Ia bisa menyampaikan rasa lelah dan frustrasinya sebagai undercover police cukup dengan ekspresi wajah saja. Kagawa Teruyuki pun menghidupkan peran Takayama Ryosuke dengan tidak kalah baiknya meskipun pada awalnya saya protes karena Kagawa Teruyuki tidak ganteng seperti Andy Lau. Namun, jika menurut saya karakter Moriya punya karakteristik yang kurang lebih sama dengan karakter aslinya, image Takayama menurut saya agak berbeda dengan image karakter yang diperankan Andy Lau. Karakter Takayama di sini adalah karakter yang sangat serius. Berdasarkan hal ini, ditambahkan juga beberapa perbedaan dengan film aslinya. Seperti kemunculan tokoh Mari (Aoi Yu) yang punya karakteristik sama dengan Mary di Infernal Affairs tapi punya posisi yang berbeda dengan yang di Infernal Affairs. Peran Aoi Yu di sini menurut saya sangat mendukung perbedaan karakter Takayama yang tampaknya punya usia beberapa tahun lebih tua dari karakter di film aslinya. Selain mereka, aktor aktris lain seperti Kadono Takuzo, Wakui Emi, Ito Atsushi, dan Kohinata Fumiyo juga turut berakting baik sebagai para pemeran pendukung, terutama Kohinata Fumiyo yang berperan sebagai seorang bos yakuza yang memiliki kharisma yang jauh lebih besar dari karakter di film aslinya. Secara teknis, drama spesial ini menurut saya memiliki teknis yang juara banget. Sebagai tayangan televisi, film ini memiliki gambar dan sinematografi yang sudah menyerupai film bioskop. Musik yang digunakan pun bagus, dan turut mendukung suasana-suasana yang ditampilkan di drama ini.
Hubungan antara Moriya dan Takayama di sini sendiri agak berbeda dengan film aslinya. Mereka memang sama-sama digambarkan saling mencari, tapi mereka tidak memiliki ‘keakraban’ seperti yang ada di film aslinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa adaptasi yang ini lebih menyorot kehidupan mereka berdua secara individual. Dan seperti judulnya, inti utama Double Face adalah ‘dua wajah’ yang dikenakan oleh dua orang tokoh utama ini. Saking lamanya memerankan dua wajah tersebut, mereka sampai tidak tahu lagi mana wajah mereka yang sebenarnya. Dan seperti pada adegan pertama, mereka bagaikan anjing kecil yang ditelantarkan. Tidak tahu apakah mereka akan kembali lagi kepada pemilik yang sebenarnya. Well, 4 bintang deh. Recommended!
Rating : 1 2 3 4 5
Catatan: Info yang tidak begitu penting, mulai postingan ini, kategori tanpatsu saya ganti namanya jadi dorama sp ya.