Feeds:
Posts
Comments

Archive for February, 2010

Dari kecil, saya sangat menyukai cerita-cerita fairy tale. Saya suka nonton film-film Disney jaman dulu semacam Snow White and the Seven Dwarfs, Sleeping Beauty, Cinderella, dan kawan-kawannya. Makanya, karena kesukaan saya pada cerita-cerita fairy tale tersebut, saya langsung menyukai film yang dibintangi Christina Ricci dan si ganteng James McAvoy ini.

Jadi alkisah di suatu masa, ada seorang pria yang dikutuk oleh seorang penyihir wanita. Kutukan itu berbunyi “keturunan perempuan Wilhern (nama pria itu) akan lahir dengan hidung seperti hidung babi”. Bertahun-tahun berlalu dan dalam beberapa generasi keluarga Wilhern selalu melahirkan anak laki-laki, tidak pernah perempuan. Sampai tiba waktunya seorang anak perempuan lahir dari pasangan Franklin dan Jessica Wilhern yang bernama Penelope. Ya, Penelope (Christina Ricci) inilah yang ketiban sial lahir dengan hidung babi. Karena fisiknya itu, Penelope ‘disembunyikan’ dan dibuat seolah-olah sudah meninggal menurut pengetahuan publik. Sang ibu yang menyayangi Penelope berusaha untuk menghilangkan kutukan pada putrinya tersebut. Diketahui bahwa kutukan tersebut bisa hilang jika ada seseorang berdarah biru mau menerima Penelope. Hal ini ditafsirkan Jessica bahwa satu-satunya cara menghapuskan kutukan tersebut adalah dengan menikahkan Penelope dengan seseorang yang berdarah biru.

Maka, dibuatlah semacam biro jodoh. Pria-pria berdarah biru yang sedang cari jodoh berbondong-bondong menemui Penelope. Sayangnya, setelah melihat Penelope, mereka semua langsung kaget dan kabur. Sampai akhirnya ada seorang pemuda bernama Edward (Simon Woods) sangat terkejut melihat Penelope dan menceritakan pada orang-orang bahwa ia bertemu dengan seorang gadis dengan hidung babi. Namun, ceritanya tersebut dianggap bualan oleh orang-orang dan ia disangka gila. Akhirnya, untuk membersihkan nama baiknya, Edward, dibantu dengan Lemon, wartawan yg juga mencurigai adanya keanehan pada keluarga Wilhern, mengutus Max Campion (yang sebenarnya bernama asli Johnny Martin, diperankan oleh James McAvoy) untuk pergi ke rumah keluarga Wilhern dan mengambil foto Penelope.

Max / Johnny pun pergi ke rumah Penelope, bersama pria-pria darah biru lainnya yang ingin bertemu Penelope. Dan, di saat pria-pria lainnya kabur begitu melihat Penelope, Max / Johnny tetap diam di tempatnya (sebenarnya hal ini karena ketika Penelope sedang menampakan dirinya, Johnny sedang terjatuh sehingga ia tidak melihat Penelope ^^). Hal itu menarik perhatian Penelope dan ia mulai jatuh hati pada pria itu. Mereka pun mulai mengobrol panjang lebar (tapi Johnny tidak bisa melihat Penelope). Max / Johnny ini pun mulai menaruh hati pada Penelope. Lalu, bagaimana selanjutnya? Apa yang terjadi setelah Johnny melihat wujud Penelope? Apakah Johnny mau menikahi Penelope? Dan apakah kutukan yang menimpa Penelope akan hilang? Tonton aja deh.

Film ini adalah film yang ringan dan menghibur, dan merupakan tipe film yang bisa ditonton oleh siapa saja, apalagi untuk para penggemar fairy tale. Christina Ricci berperan sangat baik di film ini, sebagai Penelope, tipikal putri keluarga kaya yang menginginkan kebebasan. Dan saya tidak bisa berhenti mimisan *lebay* melihat James McAvoy yang berperan sebagai Johnny Martin di sini. Jujur makhluk inilah yang bikin saya betah banget nonton film ini. GUANTENG BANGET SIIIIIH *nosebleed*. Ehem, tapi selain faktor James McAvoy-nya, film ini memang menghibur dan worth to watch kok :p Saya juga suka sama pemeran si Edward, anak orang kaya yang rada-rada tolol tapi imut *haha*.

Film ini sendiri memiliki pesan yang sangat simpel, yaitu tentang menerima diri sendiri walaupun dengan segala kekurangan yang kita miliki. Jika kita ingin orang lain menerima diri kita, maka terlebih dulu kita harus menerima diri sendiri.

Ja, sekian reviewnya. Film ini fun, lucu, ringan, dan menghibur. 4 bintang deh.

Rating : 1 2 3 4 5

Read Full Post »

Hayakawa Vito (Matsumoto Jun) sebenarnya adalah orang baik-baik. Namun, karena ia pernah ditolong oleh Hayashi (Shun Oguri) yang merupakan seorang penjahat, ia bergabung dengan geng yang dipimpin oleh Hayashi. Geng tersebut banyak melakukan kejahatan, apalagi Hayashi sang pemimpin adalah orang yang sangat kejam. Vito pun susah melepaskan diri dari geng tersebut karena sifat Hayashi yang sangat gampang mengintimidasi seseorang.

Namun, sejak Hayashi ditangkap dan dipenjarakan, hidup Vito mulai berubah menjadi damai. Ia bekerja di sebuah tempat kecil yang menjual makanan bernama Machimura Foods, yang dikelola oleh sebuah keluarga kecil yang menganggap Vito seperti keluarganya sendiri. Ia juga bertemu dengan Mishima Hana (Aragaki Yui), gadis manis yang tidak mau bicara karena pernah mengalami trauma, yang tampaknya menaruh hati pada Vito dan kemudian bekerja di tempat yang sama dengan Vito. Vito sendiri memiliki impian untuk suatu saat membuat restoran internasional (maksudnya restoran dengan menu bermacam-macam dari berbagai negara)

Hidup Vito yang damai sayangnya tidak berlangsung lama. Karena masa lalunya sebagai anggota geng, banyak orang (terutama polisi) yang mencurigai dirinya. Apalagi Vito adalah setengah Filipina, sehingga membuat image-nya bertambah buruk. Ia pernah difitnah terlibat dalam perdagangan narkoba. Tidak hanya itu, tempatnya bekerja (Machimura Foods) juga pernah disandung kasus keracunan makanan, yang membuat  Machimura Foods mengalami kebangkrutan dan kehilangan kepercayaan pelanggannya. Namun, yang paling parah adalah saat Hayashi dibebaskan dari penjara, dan kembali memasuki kehidupan Vito. Dan, karena sebuah kejadian untuk melindungi Hana-chan, Vito akhirnya terpaksa membunuh Hayashi dengan pistol. Kejadian itu membuat Vito masuk penjara dan menjalani beberapa pengadilan dengan dibantu Kazuma-sensei (Nakai Kiichi), seorang pengacara yang sudah sering membantu Vito sejak kasus narkoba pertama. Lalu, bagaimana nasib Vito selanjutnya? Apakah dia akan dinyatakan tidak bersalah atau malah sebaliknya? Tonton aja deh…

Dorama ini lumayan bagus buat saya. Meskipun banyak yang bilang dorama ini agak membosankan, tapi saya lumayan menikmati dorama ini. Jalan ceritanya lumayan menarik, dan bikin saya cukup gemas melihat malangnya nasib Vito. Matsumoto Jun (Bambino, Hana Yori Dango) berakting sangat baik di dorama ini. Aktingnya sebagai Vito yang lemah dan agak rendah diri, cukup mengundang simpati penonton dan bikin penontong pasti kasian banget sama dia. Di sini juga Matsujun tampil beda dan ketampanannya tidak begitu ditonjolkan *alah* karena penampilannya di sini kucel banget (tidak seperti di dorama sebelumnya di mana dia sering digambarkan sebagai pria tampan, seperti di Hana Yori Dango sebagai orang kaya yang besar kepala dan di Kimi wa Petto sebagai cowok cakep piaraan tante-tante ^^). Di sini juga Matsujun agak item, mungkin untuk meyakinkan bahwa dia adalah setengah Filipina (meskipun seumur hidupnya dia belum pernah mengunjungi Filipina sekali pun). Dan yang jadi pertanyaan saya di sini adalah, ada apa dengan setengah Filipina?? Kenapa banyak orang yang memandang rendah Vito hanya karena ia setengah Filipina? Apa ini menandakan bahwa orang Jepang itu pada rasis? Yeah, kalo ada yang tau jawabannya, kasih tahu saya ya ^^

Aragaki Yui juga tampil sangat baik sebagai Hana-chan yang amat manis. Di dorama ini, sebagian besar aktingnya ditunjukkan melalui ekspresi-ekspresi wajahnya (karena di sini dia jadi cewek bisu), dan saya suka banget sama ekspresi-ekspresinya tersebut. Saya juga lumayan menyukai chemistry-nya dengan Matsujun, ngegemesin banget XD. Namun, buat saya, yang aktingnya paling patut diacungi jempol adalah Shun Oguri yang berperan sebagai Hayashi. Meskipun porsi tampilnya tidak begitu banyak, tapi aktingnya di sini sangat memukau (padahal secara pribadi saya tidak begitu menyukai Shun Oguri ^^). Shun Oguri berhasil menghidupkan peran Hayashi yang agak psycho dan gampang sekali mengintimadasi orang-orang. Salut dah buat aktingnya di sini.

Ja, kesimpulannya buat saya dorama ini lumayan bagus. Namun, ada juga episode yang bikin mood saya terganggu saat ada seorang karakter yang mati karena bunuh diri (siapa itu? Tonton aja deh). Menurut saya itu adegan yang gak perlu dan benar-benar mengganggu mood saya. Tapi di luar itu, dorama ini recommended kok. Oh iya satu lagi, soundtrack dorama ini, Ariamaru Tomi, yang dibawakan oleh Shiina Ringo (vokalis Tokyo Jihen) lumayan enak. 3,5 bintang cukup :))

Rating : 1 2 3 3,5 4 5

Read Full Post »

Banyak manusia yang memiliki kenangan yang buruk dan ingin melupakan kenangan tersebut. Seperti pada film  “Eternal Sunshine of the Spotless Mind” yang disutradarai oleh Michel Gondry. Ingin melupakan seseorang? Lacuna inc solusinya. Hal itulah yang dilakukan oleh Clementine (Kate Winslet), yang pergi ke Lacuna inc, sebuah tempat yang dapat membantu seseorang menghapus orang lain dari ingatannya. Clementine menghapuskan Joel (Jim Carrey) yang merupakan kekasihnya, dari ingatannya. Sehingga saat Joel bertemu lagi dengan Clementine, Clementine sama sekali tidak mengenalinya. Akhirnya Joel mengetahui bahwa Clementine telah menghapus dirinya dari ingatannya. Sakit hati akan hal tersebut, Joel pergi ke Lacuna inc untuk melakukan hal yang sama, yaitu menghapus Clementine dari ingatannya. Dalam proses penghapusan ingatan tersebut, Joel diharuskan untuk tidur, dan dalam tidurnya itu ia mengingat kenangan-kenangannya bersama Clementine yang akan dihapus oleh pihak Lacuna, seperti kenangan saat mereka bersenang-senang, pertama kali bertemu, bertengkar, dan berbagai kenangan lainnya. Dengan mengingat kenangan-kenangan tersebut, Joel menjadi tidak rela jika kenangan tersebut akan hilang begitu saja. Maka terjadilah ‘pertarungan’ Joel di alam bawah sadar, yang berusaha ‘melarikan’ kenangan-kenangan tersebut agar tidak dihapus.

Saya suka film ini. Saya suka ide ceritanya yang unik. Saya suka gaya bercerita film ini. Saya suka dialog-dialognya. Saya suka akting pemain-pemainnya. Intinya film ini bagus banget! Ga boong saya.

Memang, film ini bukanlah film yang mudah dimengerti hanya dengan sekali nonton. Saya sendiri harus mengulang beberapa adegan dari film ini sampai akhirnya saya bener-bener ngerti. Dan, setelah saya mengerti betul tentang film ini, saya merasa puas sekali ^^

Ide cerita film drama yang dibalut science fiction ini memang unik, tentang menghapus seseorang. Saya yakin setiap manusia pernah membenci seseorang sampai-sampai ingin menghapus orang tersebut dari ingatan. Namun, di samping rasa benci itu, ada juga perasaan cinta yang mendalam. Seperti yang terjadi pada hubungan Clementine dan Joel. Hubungan mereka banyak mengalami pasang surut dan selalu dihiasi pertengkaran. Namun, meskipun kerap kali bertengkar, mereka sadar bahwa masing-masing dari mereka masih memiliki rasa cinta satu sama lain. Sehingga, meskipun Joel ingin menghapus kenangannya akan Clementine (baik yang buruk maupun yang bagus), ia menjadi tidak rela karena ia sadar kenangannya tersebut sangat berharga.

Gaya bercerita film ini juga unik, meskipun ritme-nya cenderung tak teratur. Misalnya pada saat penghapusan ingatan Joel. Awalnya saya agak-agak bingung melihat adegan-adegan itu. Namun, semakin lama saya jadi semakin terbiasa dan ikut terbawa dalam film ini, sampai-sampai saya ikutan gak rela kalo ingatan Joel tentang Clementine akan hilang ^^

Untuk urusan akting, Jim Carrey dan Kate Winslet bermain sangat bagus di film ini. Jim Carrey yang biasanya bermain di film-film komedi (yang mengandalkan muka karetnya) bermain dengan peran yang agak serius di sini, dan tidak gagal dalam memerankan Joel. Namun,yang paling cemerlang di film ini tentunya adalah Kate Winslet yang berperan sebagai Clementine. TOP banget lah akting perempuan satu ini. Saya suka banget aktingnya di sini sebagai Clementine yang merupakan karakter perempuan yang bebas dan mandiri. Selain duet Carrey-Winslet, pemain lainnya seperti Kirsten Dusnt, Elijah Wood, dan Mark Ruffalo juga bermain sangat baik dan turut menghidupkan film ini (apalagi mereka juga punya masalah sendiri-sendiri).

Jadi, saya kasih 4,5 bintang buat film ini. Film ini bukan film yang gampang dicerna dengan sekali nonton, dan jangan sampai melewatkan sedetik pun adegan di film ini, karena bisa-bisa jadi gak ngerti. Buat yang bingung dalam menebak waktu yang ada di film ini (contohnya, adegan pas prolog itu adegan yang kapan sih?), perhatiin deh warna rambut Clementine. Soalnya kalo gak ngerti urutan waktunya, mungkin bakal bingung pas liat endingnya. Tapi kalo ngerti, kamu pasti langsung merasa puas sekali (kayak saya nih). Recommended!

Rating : 1 2 3 4 4,5 5

Read Full Post »

Whip It adalah film yang bercerita tentang olahraga Roller Blade. Dengan aktris utama Ellen Page (yang terkenal dengan aktingnya sebagai Juno di film Juno) yang berperan sebagai Bliss, remaja 17 tahun yang selalu mengikuti kata-kata ibunya, termasuk pada keinginan sang ibu untuk mengikut sertakannya pada kontes-kontes kecantikan. Padahal, sebenarnya Bliss tidak menyukai hal-hal tersebut. Sebuah brosur pertandingan Roller Blade di toko sepatu menarik perhatiannya dan ia kemudian menonton pertandingan itu bersama dengan sahabatnya. Pertandingan roller blade yang pertama kali ditontonnya itu langsung memukaunya, dan ia mengutarakan kekagumannya pada salah seorang anggota Hurl Scouts,salah satu tim dalam pertandingan roller blade tersebut. Orang itu lalu menawari Bliss untuk ikut latihan bersama mereka, dengan syarat peserta pertandingan itu minimal 21 tahun. Dengan memalsukan umurnya, serta membohongi orang tuanya, ia lalu bergabung dengan Hurl Scouts dan mulai rajin ikut latihan. Dengan cepat Bliss menjadi andalan Hurl Scouts karena kecepatannya dalam bersepaturoda. Hidupnya yang membosankan pun mulai menyenangkan. Tidak hanya itu, setelah bergabung dengan Hurl Scouts ia juga bertemu dengan cowok ganteng yang kemudian menjadi pacarnya. Namun, akhirnya aktivitasnya tersebut mulai diketahui orang tuanya. Dan, beberapa hal mulai menghancurkan dirinya termasuk persahabatannya dengan satu-satunya sahabatnya. Lalu, apa yang akan terjadi pada Bliss? Apakah dia akan meneruskan kegiatan bersepaturoda yang dicintainya atau mengikuti perintah ibunya untuk ikut kontes-kontes kecantikan? Jawabannya hanya ada di film ini *halah*

Film ini menyenangkan! Mungkin dari tema, temanya agak umum dan banyak ditemui di film-film lain (tentang anak penurut yang kemudian menjadi ‘pembangkang’). Tapi dengan tema yang cukup basi tersebut, film ini berhasil menyajikan hiburan yang benar-benar menghibur. Terserah orang mau bilang apa, tapi saya suka film ini.

Ellen Page memang cocok dengan karakter Bliss. Saya suka aktingnya di Juno, dan di film ini dia tidak kalah memikat. Selain itu, yang saya suka dari film ini adalah, pertandingan roller blade-nya! Sangar men! Pertandingannya bukan hanya asal meluncur saja, tapi juga tabrak sana-tabrak sini dorong sana-dorong-sini. Padahal yang maen cewek-cewek, hihi. Jadi asik liatnya *halah*

Film ini juga mengajarkan pada orang tua-orang tua agar tidak selalu memaksakan kehendak pada anaknya. Klise sih tapi pada kenyataannya memang banyak orang tua yang seperti itu. Biarkanlah anak memilih jalannya sendiri, yang penting jalan yang dipilihnya itu bukan jalan yang sesat *halah lagi*. Dan film ini juga mengajarkan bahwa menang bukan lah segalanya! Saya suka sama tim Hurl Scouts ini, karena mereka tetap bahagia meskipun kalah di pertandingan. Yang penting seneng-senengnya itu loh. Mencintai suatu hobi (dalam hal ini roller blade) bukan berarti harus menang dalam hal itu bukan, sepanjang kita menikmati hobi tersebut.

Dan tahukah kamu, siapakah sutradara dari film ini? Sutradaranya adalah DREW BARRYMORE, yang biasanya kita lihat berperan sebagai aktris (Charlie’s Angels, Music and Lyric). Ini adalah film pertama yang dia sutradarai dan buat saya ini adalah debut yang bagus sekali. Drew sendiri ikut bermain dalam film ini, sebagai Smashley Simpson, salah satu anggota Hurl Scouts yang konyol dan urakan. Meskipun tidak begitu banyak disorot, namun perannya di film ini juga ikut menghidupkan ruh film ini. 4 bintang deh. Mau nonton film yang fun dan menghibur? Tontonlah film ini 😀

Nb: eh ada yang kelupaan. Ngomong-ngomong yang jadi Oliver (pacar Bliss) itu ganteng banget!! Pas saya search ternyata pemerannya emang asli penyanyi. Pantesan suaranya bagus *gak penting*

Rating : 1 2 3 4 5

Read Full Post »

Cover dvd film ini mengatakan bahwa film ini diproduseri oleh produser yang sama dengan produser Little Miss Sunshine, salah satu film favorit saya sepanjang masa. Jadi tanpa ragu saya langsung beli dvd-nya karena saya memang suka sama film-film sejenis Little Miss Sunshine. Dan film ini ternyata memiliki tema yang mirip dengan Little Miss Sunshine, yaitu tentang dysfunctional family.

Jadi film ini bercerita tentang Rose Lorkowski (Amy Adams), seorang single parent yang selalu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Ia bekerja sebagai pembersih rumah (atau mungkin bisa disebut juga sebagai pembantu rumah tangga). Karena sang anak, Oscar (Jason Spevack), sering melakukan hal-hal aneh yang dianggap mengganggu di sekolahnya, dia pun dikeluarkan dari sekolah. Untuk itulah, Rose membutuhkan penghasilan lebih untuk menyekolahkan sang anak kembali. Atas saran Mac (Steve Zahn), selingkuhannya yang merupakan seorang polisi, Rose memutuskan untuk mulai bekerja sebagai pembersih TKP (Tempat Kejadian Perkara). Kabarnya jarang ada yang mau mengerjakan pekerjaan ini, sehingga penghasilan dari profesi ini lumayan besar. Sebagai pembersih TKP, Rose tidak bekerja sendirian. Dia ditemani Norah (Emily Blunt), adik perempuannya yang baru saja dipecat dari restoran di mana ia bekerja. Bersama-sama mereka menjalani aktivitas sebagai pembersih TKP (usaha mereka ini dinamai “Sunshine Cleaning”). Dan, dalam menjalani pekerjaan ini, tentunya mereka banyak menemui kendala, karena kedua kakak beradik ini memiliki kepribadian yang jauh berbeda. Apalagi, karena kecerobohan Norah, bisnis tersebut kemudian hancur dan membuat Rose marah besar. Lalu, apa yang akan terjadi pada mereka? Ayo deh tonton aja.

My Opinion:

Seperti Little Miss Sunshine, film ini bercerita tentang sebuah keluarga dengan berbagai macam karakter, tapi lebih memfokuskan pada karakter Rose dan Norah. Kedua kakak beradik ini digambarkan sangat berbeda. Rose merupakan tipe kakak yang bijak dan pekerja keras. Namun, meskipun ia terlihat seperti wanita baik-baik, ia juga menyimpan aib mengenai dirinya yang merupakan selingkuhan seorang polisi. Norah sendiri adalah orang yang sangat sembarangan, ceroboh, dan pemabuk. Saya suka banget melihat bagaimana dua kakak adik ini bekerja sama, yang meskipun pekerjaan mereka kemudian hancur akibat ulah Norah, namun turut mengubah mereka dan mengeratkan hubungan kakak adik yang tidak begitu akur ini.

Film ini juga menyinggung sedikit tentang kematian. Kematian seseorang (dalam hal ini yang meninggalkan noda berupa darah akibat pembunuhan atau bunuh diri) bisa dibilang merupakan keberuntungan bagi mereka, karena itu adalah lahan pekerjaan bagi kedua kakak adik ini. Namun, mereka akhirnya tersentuh juga melihat keadaan orang-orang yang ditinggalkan. Apalagi, mereka juga sama-sama pernah mengalami kehilangan orang yang dicintai saat mereka masih kecil, dalam hal ini kehilangan ibu mereka yang meninggal dengan keadaan tragis.

Untuk akting, saya suka akting kedua kakak beradik ini. Amy Adams (yang pernah bermain di Enchanted) sangat pas memerankan Rose yang suka bekerja keras. Begitu juga dengan Emily Blunt (yang diliat-liat wajahnya kok agak mirip sama Zoeey Deschanel dan Katy Perry, atau cuma perasaan saya aja), yang sangat cocok memerankan Norah sang adik, yang pemabuk dan suka bersifat seenaknya. Jangan dilupakan si kecil Oscar yang diperankan oleh Jason Spevack, yang berakting cukup baik di film ini. Selain itu, di film ini juga ada Alan Arkin (yang pernah bermain di Little Miss Sunshine) yang berperan sebagai ayah dari Rose dan Norah. Namun, perannya di sini tidak terlalu istimewa, dan perannya di sini lebih terlihat sebagai pelengkap saja.

Oke, kesimpulannya film ini buat saya lumayan bagus. Di bagian akhirnya menurut saya agak mengharukan, tapi tidak klise. Sunshine Cleaning sendiri bergenre drama komedi. Namun, komedi yang ditampilkan di sini merupakan komedi satir (seperti pada film Little Miss Sunshine, Juno, atau The Darjeeling Limited). Dan, meskipun film ini diproduseri oleh produser Little Miss Sunshine, kualitas film ini bisa dibilang masih belum bisa mengalahkan kehebatan film Little Miss Sunshine. 4 bintang deh.

My Rating: 4 / 5

Read Full Post »

Dari dulu saya selalu penasaran sama film-film yang diproduksi oleh Studio Ghibli, studio animasi Jepang yang lebih memfokuskan membuat anime-anime layar lebar. Saya pertama kali tahu tentang Ghibli ini dari majalah kesayangan saya jaman dulu, Animonster. Dan saya sering mendengar bahwa film-film Ghibli ini selalu mendapat tanggapan yang positif, bahkan banyak yang mengatakan bahwa kualitas film-film Ghibli tidak kalah dari film-film Disney atau Pixar.

Maka dari itulah, akibat rasa penasaran itu, saya memutuskan untuk nonton salah satu film Ghibli yang berjudul Spirited Away (yang memiliki judul asli Sen to Chihiro no Kamikakushi). Kenapa film ini yang saya pilih? Karena film ini merupakan anime pertama yang pernah memenangkan penghargaan bergengsi Academy Award untuk kategori Best Animated Feature. Sebagai film yang pernah meraih piala Oscar, pastinya ini merupakan salah satu film terbaik dari Ghibli. Dan setelah saya menontonnya, ternyata film ini memang pantas dapet Oscar ^^.

Spirited Away sendiri bercerita tentang Chihiro, gadis kecil berumur 10 tahun yang pada suatu hari sedang dalam perjalanan pindah ke kota baru bersama kedua orang tuanya. Diceritakan bahwa Chihiro tidak menyukai kepindahan ini karena ia sudah betah di tempat dan sekolahnya yang lama. Dalam perjalanan itu, saat mereka mencari-cari jalan ke rumah baru mereka, mereka menemukan sebuah lorong. Karena penasaran, kedua orang tua Chihiro memutuskan untuk masuk ke lorong itu untuk melihat-lihat. Chihiro yang awalnya tidak mau masuk ke lorong itu, akhirnya mengikuti kedua orang tuanya karena ia takut ditinggal sendirian.

Keluar dari lorong tersebut, mereka menemukan sebuah daerah yang tidak ada / tidak terlihat penghuninya. Di daerah tersebut terdapat banyak restoran yang menyajikan makanan-makanan lezat. Kedua orang tua Chihiro pun tergoda dan langsung menyantap makanan yang ada di sana. Chihiro yang tak mau ikut makan memilih untuk berjalan-jalan dan melihat-lihat daerah itu. Sampai akhirnya ia bertemu dengan seorang anak laki-laki (yang nantinya diketahui bernama Haku) seusia dirinya yang terkejut melihatnya dan memperingatkan Chihiro untuk pergi dari tempat itu. Namun, malam mulai datang. Lampu-lampu dari berbagai restoran yang ada di daerah itu mulai dinyalakan, dan banyak makhluk aneh serta bayangan-bayangan hitam muncul di daerah itu. Chihiro yang ketakutan kembali ke tempat kedua orang tuanya dan terkejut melihat kedua orang tuanya telah berubah menjadi babi dan masih makan dengan rakusnya. Lalu, apa yang akan terjadi pada Chihiro? Tempat apakah itu sebenarnya? Apakah ia akan berhasil menyelamatkan dirinya serta orang tuanya dan kembali ke dunia nyata? Ayo deh tonton aja ^^

My Opinion:

Film ini ternyata memang bagus banget, dan film ini gak akan bikin penontonnya bosen karena film ini benar-benar menarik. Saya suka ❤

Salut untuk Hayao Miyazaki, sang sutradara, yang berhasil membuat sebuah dunia yang menakjubkan (juga menakutkan) dengan berbagai macam karakter yang tidak kalah unik dan menakjubkan. Ada Haku, anak laki-laki baik hati yang bisa berubah jadi naga; Kamaji, kakek-kakek bertangan banyak yang bekerja  menghasilkan air panas untuk dialirkan ke pemandian dengan dibantu makhluk-makhluk kecil berwarna hitam yang lucu; Yubaba, sesosok nenek mengerikan yang menjadi pemimpin atau pengelola pemandian; baby boh, bayi raksasa yang suka merengek yang nantinya akan disihir menjadi tikus oleh kembaran Yubaba; hantu No Face, hantu kesepian yang menyukai Chihiro dan nantinya akan mengacau di pemandian; dan masih banyak lagi (seperti para pekerja dan tamu-tamu pemandian). Chihiro sendiri digambarkan sebagai anak kecil yang karakternya umum sekali di kehidupan nyata. Ia cengeng dan penakut. Dan pengalamannya di alam gaib ini merupakan salah satu proses dari pendewasaan dan membuat Chihiro menjadi anak yang lebih berani.

Banyak sekali scene-scene yang sangat saya suka. Mulai dari pada saat Chihiro membantu makhluk hitam kecil yang bekerja pada Kamaji, juga pada saat Chihiro melakukan pekerjaan pertamanya di pemandian, yaitu melayani sesosok makhluk penuh lumpur yang amat bau. Dan untuk animasinya, animasinya bagus banget (meskipun 2d). Beneran emang gak kalah sama Disney, Pixar, serta studio-studio animasi Hollywood lainnya.

Jadi, tanpa ragu-ragu saya kasih 5 bintang untuk film ini. Film ini bagus banget dan bisa ditonton semua orang. Film ini memiliki banyak pesan, melalui pengalaman dan petualangan Chihiro di alam gaib tersebut yang turut mengubahnya dari anak cengeng yang tidak bisa apa-apa menjadi anak yang lebih dewasa dan pemberani. Film ini layak masuk kategori wajib tonton 🙂

My Rating: 5 / 5

Read Full Post »

[MOVIE] Yes Man (2008)

Carl Allen (Jim Carrey) adalah orang yang selalu mengatakan “TIDAK” dalam hidupnya. Ada orang menelepon, ia tidak mau mengangkat; diajak pergi kemana-mana, ia selalu menolak; ditawari ini itu, ditolaknya tanpa melihat lebih dulu. Hal itu membuat kehidupan Carl terlihat membosankan dan juga menyedihkan. Kemalangannya juga ditambah dengan sang mantan istri yang menemukan pacar baru, sedangkan ia sendiri tetap sendiri.

Sampai suatu hari Carl datang ke seminar “YES MAN” atas saran (dan paksaan) temannya. Di seminar itu, ia mengadakan perjanjian dengan sang trainer/motivator-nya, untuk selalu mengatakan YA untuk apa pun. Sejak itulah, segala kata “TIDAK” yang biasa diucapkannya berganti jadi “YA”. Namun, “YA” pertamanya malah membawanya pada kesialan di mana pada suatu malam dia ‘terdampar’ di suatu tempat dengan mobil tanpa bensin, ponsel dengan keadaan baterai habis, dan tanpa uang sepeserpun, karena menolong seorang gelandangan. Namun, kesialan tersebut malah membawanya pada pertemuan dengan seorang gadis cantik yang nantinya diketahui bernama Allison (Zooey Deschanel). Kehidupannya pun mulai berubah menjadi menyenangkan dan penuh warna. Ia selalu mengatakan YA pada apa saja, termasuk pada tawaran untuk belajar gitar, belajar bahasa korea, menerbangkan pesawat, dll (dan hal-hal itu kemudian membuatnya berguna bagi orang lain dan menjadi pahlawan). Ia juga berhasil memenangkan hati Allison. Tapi, meskipun begitu, kalimat “YA” yang selalu ia ucapkan pada apa pun juga mulai membawanya ke suatu masalah yang merenggangkan hubungannya dengan Allison. Jadi, bagaimana selanjutnya? Tonton aja deh :p

My Opinion:

Film ini menghibur sekali! Komedi-nya lumayan lucu. Saya suka melihat bagaimana perubahan Carl yang awalnya agak sinis pada segala hal menjadi sosok YES MAN yang selalu bergairah dalam hidupnya. Untuk akting, Jim Carrey dengan muka karetnya memang juara (meskipun  muka karetnya ini bisa membuat penonton menyukai film ini dan juga bisa membuat penonton bosan karena sudah terlalu sering ditampilkan pada film-film Carrey lainnya seperti Ace Ventura). Zooey Deschanel (yang juga bermain di 500 days of summer) juga tampil adorable di film ini. Dan seperti di (500) Days of Summer, dalam film Yes Man ada juga adegan Zoeey sedang bernyanyi. Tapi entah kenapa, menurut saya dia kurang cocok dipasangkan dengan Jim Carrey. Rasanya aneh banget liat pasangan ini, gak cocok. Chemistry-nya juga kurang pas.

Film ini membawa kita untuk belajar mengatakan YA dan berhenti memandang kehidupan dengan sinis, karena itu akan mengubah kehidupan menjadi jauh lebih indah dan bermakna. Film ini juga memberi pesan agar kita tidak takut untuk mengeksplor hal baru. Seperti pada Carl, yang belajar bahasa Korea, dan hal tersebut kemudian membantunya dalam menghadapi suatu masalah. Hihi, saya jadi pengen belajar bahasa Jepang lagi setelah cukup lama gak pernah nyoba-nyoba buat belajar lagi (sampe-sampe saya lupa semua bentuk huruf hiragana padahal dulu sempet lumayan hafal). Tapi tapi tapi, bukan berarti selalu mengatakan “YA” pada semua hal itu bukan merupakan hal yang buruk. Pengucapan kata “YA” itu ada tempatnya dan harus diucapkan jika kita merasa memang harus mengucapkannya, karena jika kita mengatakan “YA” pada semua hal tapi dalam hati sebenarnya tidak mau, bukankah itu sama artinya dengan hipokrit? Begitu pula dengan Carl, yang akhirnya menemui masalah (kesalahpahaman sebetulnya) akibat dirinya selalu mengatakan “YA” pada apapun tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Jadi secara garis besar film ini mengajarkan kita untuk belajar mengatakan “Ya” dan “Tidak” secara tepat guna *tsaaah*.

Sekian saja review ini, sekali lagi saya bilang film ini sangat menghibur, cocok untuk hiburan ringan untuk mengisi waktu luang. 4 bintang deh 🙂

My Rating: 4 / 5

Read Full Post »

Setiap manusia pada umumnya mengalami siklus kehidupan seperti ini: bayi-balita-anak-anak-remaja-dewasa-lanjut usia. Namun, tidak begitu dengan Benjamin Button (Brad Pitt). Ia terlahir dalam keadaan tua. Hal itu menyebabkan ayahnya membuangnya di depan sebuah panti jompo. Benjamin lalu dipungut oleh Queenie (Taraji P. Henson), sang pengurus panti jompo tersebut, yang kemudian mengasuh Benjamin dengan penuh kasih sayang seperti pada anaknya sendiri.

Pada umur tujuh tahun, fisik Benjamin terlihat seperti kakek-kakek 70 tahun. Dan, semakin bertambah usianya, semakin muda pula tampilan fisiknya. Saat ia masih kecil (dengan tampang kakek-kakek tentunya) Benjamin jatuh cinta pada Daisy (versi dewasa diperankan oleh Cate Blanchett), gadis kecil yang merupakan cucu dari salah satu penghuni panti jompo tempat ia tinggal. Ia lalu berteman dengan Daisy, yang menyadari bahwa Benjamin tidak setua tampangnya. Namun, pada suatu saat mereka berpisah. Benjamin bekerja di kapal dan Daisy  memulai karirnya sebagai penari balet. Ketika dewasa mereka bertemu lagi. Dan, setelah melalui beberapa kejadian mereka lalu menjadi pasangan dan hubungan mereka menghasilkan seorang anak perempuan yang manis bernama Caroline. Masalah timbul antara kedua pasangan ini, karena semakin lama fisik Benjamin semakin muda (meskipun dalemya mah tetep aja makin tua) sedangkan Daisy semakin tua. Hal itu membuat keduanya berpisah dan Daisy kemudian menikah dengan orang lain.

Ya, jadi film ini menceritakan kehidupan Benjamin Button dari lahir sampai meninggal (meninggal dalam wujud bayi kecil nan imut yang dalem-nya sih udah lansia ^^) melalui sebuah buku harian yang dibacakan oleh Caroline, atas permintaan Daisy, ibunya, yang kini sudah jadi lansia dan sedang dalam keadaan sekarat. Film ini bersetting pada masa akhir perang dunia ke-1.

My Opinion:

Ini adalah film bagus dengan ide yang menurut saya sangat unik. Sayangnya, film ini hadir dengan alur yang begitu lambat dan bisa bikin orang yang menontonnya ketiduran (ya, contohnya saya). Di bagian tengah film ini begitu membosankan, dan saya sampe ketiduran beberapa detik gara-gara itu. Namun, menjelang akhir ceritanya mulai naik lagi (istilah apa itu naik?) dan membangkitkan minat saya lagi.

Film ini mengingatkan saya pada film dengan tema serupa seperti Big Fish dan Forrest Gump (karena menceritakan kehidupan seseorang). Tapi sayangnya, menurut saya film ini meskipun memiliki cerita yang bagus tapi gak semenarik dua film yang saya sebut di atas. Mungkin karena (lagi-lagi) alurnya yang lambat itu ya, film ini akan terlihat membosankan. Tapi, di luar kekurangannya tersebut, saya suka film ini. Scene-scene-nya cantik dan indah. Dan yang paling perlu diacungi jempol dari film ini adalah MAKE UP ARTIST-nya. Hebat banget sih, bisa mengubah si ganteng Brad Pitt menjadi kakek-kakek tua, setengah tua, bapak-bapak, dan anak muda tanpa keriput *alah*. Begitu juga dengan penampilan Cate Blanchett dari remaja menjadi ibu-ibu dan nenek-nenek. Semuanya terlihat begitu alami, gak keliatan dibuat-buat!

Untuk soal akting, gak ada yang istimewa dari akting Brad Pitt di sini. Mungkin karena karakter Benjamin-nya juga ya. Entahlah, meskipun karakter ini bisa dibilang istimewa karena siklus hidupnya yang terbalik, tapi kepribadiannya tampak flat-flat saja. Namun, untuk Cate Blanchett, saya suka aktingnya di sini sebagai perempuan bebas yang tidak bisa menari lagi sejak mengalami kecelakaan. 4 jempol buat dia.

Ja, kesimpulannya, film ini adalah film yang bagus, tapi dibutuhkan kesabaran yang tinggi dalam menontonnya (karena alurnya yang lambat itu). 4 bintang deh.

My Rating: 4 / 5

Read Full Post »

Film ini bercerita tentang persahabatan dua orang perempuan dengan nama dan umur yang sama. Yang satu adalah Nana Oosaki (Mika Nakashima), cewek cool berpenampilan punk yang juga seorang vokalis suatu band kecil dan bermimpi agar band-nya suatu saat menjadi terkenal. Satu lagi adalah Nana Komatsu (Aoi Miyazaki), gadis manis, baik hati, sangat ceria dan selalu tersenyum. Keduanya pertama kali bertemu saat mereka duduk bersebelahan di kereta dalam perjalanan ke tokyo. Perjalanan yang cukup memakan waktu lama itu membuat keduanya saling mengobrol. Nana Komatsu (yang kemudian akan dipanggil Hachi, yang merupakan bahasa Jepangnya angka 8 *ngomong-ngomong Nana itu adalah bahasa Jepang-nya angka 7*) yang memang supel dan gampang bergaul menceritakan banyak hal pada Nana, termasuk tentang alasannya ke Tokyo adalah untuk menyusul pacarnya yang kuliah di Tokyo.

Setelah sampai, kedua NANA ini lalu berpisah. Mereka tidak sengaja bertemu lagi saat keduanya kebetulan mau menyewa apartemen yang sama. Karena apartemen dengan nomor 707  itu memiliki dua kamar, untuk menghemat biaya mereka lalu memutuskan untuk tinggal bersama dan membagi uang sewanya. Keduanya pun mulai bersahabat. Hachi juga diperkenalkan pada teman-teman Nana seperti Nobu (Hiroki Narimiya) dan Yasu, yang merupakan teman di band Nana yang dulu, The Black Stones. Nobu dan Yasu mengajak Nana untuk kembali melanjutkan The Black Stones, setelah cukup lama vakum sejak ditinggal oleh salah satu anggota, yaitu Honjo Ren (Ryuhei Matsuda), pacar NANA yang berpindah ke band Trapnest yang sekarang menjad band yang sangat terkenal . Nana pun setuju dan mulai merekrut anggota baru.

Selain itu, masalah timbul ketika Hachi tak sengaja mengetahui pacarnya berselingkuh sehingga ia putus dengan pacarnya. Selain itu pula, kita juga dibawa pada konflik batin Nana tentang perasaannya pada Ren, kekasihnya dulu. Jadi, apa yang akan terjadi pada kedua NANA ini? Ayo deh tonton aja.

My Opinion:

Dulu saya penasaran banget sama film yang diangkat dari manga berjudul sama karya Yazawa Ai ini, berhubung pernah baca reviewnya di Animonster yang sangat menarik pas jaman dulu. Dan akhirnya baru-baru ini saya nemu dvd-nya. Pas nonton, hasilnya? Saya cuma bisa bilang film ini gak jelek, tapi kalo dibilang bagus banget juga nggak sih. Jadi film ini buat saya biasa-biasa saja.

Tapi lumayan banyak yang saya suka dari film ini. Seperti pertemuan pertama kedua NANA di kereta api. Selain itu, saya suka banget sama narasi film ini. Saya hampir selalu suka sama film yang ada narasi-nya sih ^^ Dan yang paling saya suka dari film ini adalah persahabatan antara Nana dan Hachi, rasanya seneng banget liat persahabatan dua orang dengan kepribadian yang sangat berbeda ini. Hachi sangat menyukai Nana dan menganggap Nana sangat cool, Nana juga sangat menyayangi Hachi dan selalu melindunginya, seperti pada saat Hachi memergoki pacarnya dengan perempuan lain.

Kalo soal akting, saya suka banget sama aktingnya Aoi Miyazaki. Aktingnya pas, sesuai dengan karakternya yang manis dan imut. Dan wajahnya itu cantik banget ya, jadi seneng liatnya (hehe). Untuk Mika Nakashima yang aslinya adalah seorang penyanyi, aktingnya buat saya kurang total dan datar-datar aja. Emang sih, karakternya kan memang diceritakan ‘dingin’ atau ‘cool’. Tapi masa kalo lagi marah aja tetep gak keliatan emosi-nya, waktu melepas Ren di kereta api juga kurang kerasa aktingnya sehingga adegan itu jadi gak nendang sama sekali *alah*. Tapi di luar aktingnya yang rada kaku, saya suka banget sama gayanya yang nge-punk itu, termasuk gaya rambutnya yang pendek (dan secara fisik, fisiknya memang mendekati dengan tampilan Nana di versi manga-nya). Di film ini juga ada aktor kesayangan saya, Narimiya Hiroki, tapi saya gak suka sama gaya rambutnya di sini, dan karakteristiknya di NANA udah sering saya liat di film/dorama lainnya, jadi gak ada yang istimewa dengan aktingnya di sini. Di sini juga ada Ken’ichi Matsuyama loh, masih terlihat sangat muda dengan rambut ke atas warna putihnya (atau abu-abu ya?).

Selain itu saya suka sekali sama ending film ini. Kejutan yang lumayan menyenangkan. Di luar itu, film ini biasa aja sih. Di beberapa bagian rada membosankan tapi ada juga adegan-adegan yang lumayan menarik. 3,5 bintang deh.

Nb: film ini memiliki sekuel, dan mengalami beberapa pergantian pemeran (seperti pada karakter Hachi dan Ren). Tapi saya belum nonton sekuel-nya ^^

My Rating: 3,5 / 5

Read Full Post »