Ever wanted to be someone else? Now you can.
Yang namanya manusia itu pasti pernah merasa gak puas dengan dirinya sendiri. Meskipun kamu berkoar-koar kalo kamu merasa puas dan cukup dengan dirimu sendiri, di dalam lubuk hati paling dalam pasti ada, meskipun cuma sedikit, rasa ketidakpuasan tersebut. Hal itu membuat kamu berkhayal, seandainya kamu menjadi orang lain, apakah kehidupanmu akan menjadi lebih baik dari yang sebelumnya? Apalagi jika orang lain tersebut adalah seorang ‘selebriti’, yang menurut pandanganmu hidupnya terlihat penuh kesempurnaan.
Being John Malkovich bercerita tentang hal itu, ketidakpuasan akan diri sendiri dan keinginan menjadi orang lain. Dan hal tersebut dapat diwujudkan dalam film ini. Craig Schwartz (John Cusack) adalah seorang puppeteer (semacam yang mainin boneka puppet) yang sangat berbakat, namun bakatnya tersebut seakan tidak berarti karena pertunjukannya tidak pernah laku. Karena itulah, atas permintaan dari istrinya, Lotte (Cameron Diaz, yang penampilannya acak-acakan di sini), ia kemudian mencari pekerjaan baru. Beruntung tidak butuh waktu lama bagi Craig untuk menemukan pekerjaan baru. Ia mendapat pekerjaan di tempat bernama LesterCorp yang merupakan milik seorang pria tua bernama Dr. Lester, di sebuah lantai yang aneh karena langit-langitnya rendah. Di tempat kerjanya yang baru ia bertemu dengan Maxine (Catherine Keener), seorang wanita cantik dan seksi yang juga bekerja di sana. Meskipun sudah punya istri, Craig tertarik pada Maxine dan kemudian mencoba merayu wanita itu, namun sayangnya selalu mendapat penolakan. Pada suatu hari, di tempat kerjanya Craig menemukan sebuah pintu kecil berbentuk kotak yang ketika dibuka ternyata berisi sebuah lorong panjang. Craig pun memasuki lorong itu, dan terkejut karena mendapati bahwa lorong tersebut merupakan sebuah portal menuju pikiran seorang aktor bernama John Malkovich (yes, John Malkovich beneran). Selama 15 menit ia bisa merasakan dirinya berada dalam sudut pandang John Malkovich, meskipun tanpa bisa mengendalikan tubuhnya. Dan setelah 15 menit tersebut, Craig kemudian terlempar ke pinggir jalan di suatu tempat. Pengalamannya tersebut kemudian ia ceritakan pada Lotte istrinya. Mendengar cerita Craig, Lotte menjadi tertarik untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi John Malkovich. Craig pun membawa Lotte ke lorong tersebut. Dan ternyata setelah itu Lotte jadi ketagihan dan ingin mencobanya lagi. Keesokan harinya Lotte datang ke kantor Craig dan ia melihat Craig sedang bersama Maxine. Lotte meminta Craig agar ia bisa masuk ke lorong tersebut lagi, dan Maxine yang kemudian mengetahui hal tersebut mencoba membuktikan kebenaran portal tersebut dengan cara menemui John Malkovich sendiri. Maxine dan John Malkovich (yang dalam pikirannya terdapat Lotte) pun bertemu. Hal tersebut membuat Lotte menyadari bahwa dirinya adalah biseksual karena ia tertarik pada Maxine, dan Maxine pun tertarik pada Lotte, namun hanya jika ia berada dalam tubuh John Malkovich. Karena itulah dengan menggunakan tubuh John Malkovich, Lotte jadi sering menemui Maxine. Hal itu membuat Craig cemburu karena ia juga menyukai Maxine, sehingga dia dan istrinya saling berlomba-lomba merebut hati Maxine. Oh ya ngomong-ngomong lorong tersebut tidak hanya digunakan oleh Lotte dan Craig saja. Atas ide Maxine, hal tersebut dijadikan ladang bisnis. Dengan 200 dolar, siapapun bisa merasakan bagaimana rasanya berada dalam pikiran John Malkovich selama 15 menit. Dan karena orang-orang putus asa yang tidak puas dengan dirinya sendiri itu jumlahnya ada BANYAK, maka bisnis tersebut laku keras. Lalu, apa yang akan terjadi selanjutnya pada mereka? Seperti apakah asal usul lorong tersebut? Dan apakah nantinya John Malkovich akan mengetahui hal itu? Apalagi nantinya hal tersebut akan bertambah gawat, karena sedikit demi sedikit Craig mulai bisa mengendalikan tubuh John Malkovich.
Habis nonton film ini rasanya saya jadi pengen ikutan masuk ke lorong tersebut. Bukan, bukan karena pengen ikutan ngerasain jadi John Malkovich. Tapi pengen ngerasain jadi Charlie Kaufman, sang penulis skenario. Saya pengen tahu dia ini makannya apa sih sampe-sampe bisa kepikiran aja cerita sinting kayak gini. Kelebihan film ini memang ada pada ceritanya yang (pernah saya bilang di short review yang ini) sangat orisinil. Charlie Kaufman memang jenius. Tapi cerita yang bagus kalo tidak digarap dengan baik tentunya hanya akan menjadi karya yang basi. Untuk itu beruntunglah Charlie Kaufman mendapatkan Spike Jonze sebagai rekan kerjanya. Sang sutradara, Spike Jonze, berhasil mengangkat skenario ciptaan Kaufman menjadi sebuah film yang sangat sempurna di mata saya. Abis ini kayaknya saya harus cari film Adaptation yang merupakan karya kolaborasi mereka berdua juga (kasian yee belum nonton).
Film ini juga didukung oleh akting yang gemilang dari para pemainnya. John Cusack, Cameron Diaz, John Malkovich, Catherine Keener, dan lain-lainnya. Semuanya KEREN! Terutama Cameron Diaz, yang karakternya di sini agak beda dari karakternya di kebanyakan film. Oh ya di film ini juga kamu akan terkagum-kagum melihat bagaimana pertunjukan boneka puppet yang dimainkan oleh Craig. Keren dan gerakannya haluuuus banget. Syukaaa deeeh.
Ah, kayaknya saya gak mau ngomong banyak-banyak tentang film ini. Pokoknya tonton aja deh. Mungkin tidak semua orang bisa menikmati film dengan cerita aneh seperti ini. Tapi bagi saya filmnya menghibur kok, karena ada sentuhan humornya juga yang menjadikan film ini jadi kocak. Pokoknya, buat kalian yang suka film-film dengan cerita unik, aneh, gak standar, dan juga cerdas, pasti suka film ini. Oh ya meskipun jalan cerita film ini unik dan gak biasa, pesannya cukup simpel kok, dan mungkin tertera pada motto hidup di diary kalian (halah diary), yaitu….. be yourself. 5 bintang saya kasih deeeeh.
Rating : 1 2 3 4 5