Apa yang ada di benakmu jika melihat seorang perempuan berusia hampir mencapai 40 tahun, dengan wajah cantik dan karir yang cemerlang, tapi belum menikah juga sampai sekarang? Kamu mungkin beranggapan bahwa perempuan tersebut memang tidak memiliki minat untuk menikah, atau tidak ada lelaki yang cukup pantas untuk bersanding dengannya (mengingat wanita seperti ini terkesan superior bagi laki-laki). Mungkin kamu juga akan beranggapan seperti itu jika kamu melihat Ogawa Satoko (Amami Yuki). Dia adalah seorang psikiater berusia 39 tahun dengan karir yang sukses, wajah yang cantik, dan uang yang melimpah. Semua kelebihan yang dimilikinya mungkin akan membuat orang-orang beranggapan bahwa ia adalah sosok wanita mandiri yang sudah tidak butuh apa-apa lagi, termasuk pria. Padahal, sebenarnya Satoko merupakan perempuan yang memiliki impian yang sama dengan perempuan kebanyakan. Dia juga ingin menikah dan membangun keluarga. Namun, memang ia belum menemukan pria yang tepat saja.
Sebaliknya, Morimura Nao (Otsuka Nene), mantan adik kelas sekaligus sahabat dari Satoko, memiliki prinsip untuk tidak akan pernah menikah. Sama seperti Satoko, dia juga termasuk wanita cantik yang memiliki karir yang cemerlang dan tengah menanjak. Nao selalu beranggapan bahwa pernikahan akan merusak karir yang dibangunnya. Namun, tanpa diduga, tiba-tiba ia malah memutuskan untuk menikah, yang artinya hal tersebut bertentangan dengan prinsip hidup yang dianutnya. Apa yang menyebabkan Nao memutuskan hal itu?
Lalu, ada Takeuchi Mizue (Matsushita Yuki) yang merupakan sahabat dari Satoko dan Nao. Kebalikan dari mereka berdua, Mizue adalah seorang ibu rumah tangga biasa yang memiliki suami dan anak laki-laki yang sudah memasuki usia remaja. Selama ini Mizue selalu merasa bahagia dengan hidupnya, sampai suatu saat ia merasa keluarganya sudah mulai tidak menghargai dirinya lagi. Hal tersebut membuat Mizue mulai memiliki keinginan untuk bekerja dan kembali terjun ke masyarakat. Apakah keinginannya tersebut akan berhasil diwujudkan?
Dorama ini berkisah seputar kehidupan tiga sahabat tersebut dengan masing-masing permasalahannya (dengan penekanan pada kehidupan Satoko), yang sesuai judulnya, adalah perempuan-perempuan dengan usia memasuki 40 tahun. Selain itu, ditampilkan kisah cinta antara Satoko dengan Okamura Keitaro (Fujiki Naohito), psikiater baru di rumah sakit tempat Satoko bekerja yang berusia 6 tahun di bawah Satoko. Bagaimanakah cara Satoko dan dua sahabatnya menjalani hidup mereka di usia yang sudah hampir mencapai setengah abad itu? Tonton aja kakak.
Menonton ini karena faktor Amami Yuki (pemeran Osawa Eriko di dorama BOSS), dan saya sama sekali tidak menyesal menontonnya. Memang, dorama ini mungkin akan kurang menarik bagi sebagian orang, terutama bagi yang berharap akan menemukan aktor-aktris cakep/cantik yang masih muda, mengingat sebagian besar pemeran di sini adalah aktor dan aktris berusia 30 tahun ke atas (tapi buat saya sih, kehadiran Fujiki Naohito udah cukup sebagai penyegar dorama ini XD). Tapi jika yang kamu harapkan adalah cerita yang berbobot dan gak murahan, maka kamu akan menyukai dorama ini.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, dorama ini bercerita tentang permasalahan yang dialami oleh orang-orang (khususnya perempuan) yang usianya sebentar lagi memasuki 40 tahun. Dan ketiga permasalahan yang diwakilkan oleh ketiga karakter sahabat ini menurut saya cukup mewakili permasalahan umum yang dimiliki perempuan-perempuan dengan umur segitu. Perempuan lajang yang ingin menikah tapi belum menemukan pasangan yang tepat, perempuan yang memiliki prinsip untuk tidak menikah tapi ujung-ujungnya malah tiba-tiba menikah, dan ibu rumah tangga yang tiba-tiba ingin bekerja. Secara psikologis, karakter-karakter tersebut juga menurut saya menarik untuk diteliti. Apalagi, karena pekerjaan Satoko adalah seorang psikiater, di sini juga kita tidak hanya akan dihadapkan pada permasalahan psikologis yang dialami oleh tiga karakter itu, tapi juga karakter-karakter lain yang merupakan pasien-pasien Satoko. Buat yang menyukai psikologi atau tertarik dengan film/dorama berbau psikologis, mungkin dorama ini akan menjadi pilihan yang tepat untuk kamu.
Namun, dorama ini sendiri sebenarnya cukup ringan dan enak diikuti. Selain itu, dorama ini menghadirkan banyak humor yang bisa bikin penontonnya nyengir-nyengir sendiri. Hal tersebut berkaitan dengan hubungan antara Satoko dan Okamura yang menurut saya sangat lucu. Aku syukaaa deh sama karakternya Fujiki Naohito di sini. Karakter Okamura ini diceritakan sebagai pria yang sangat hemat (atau pelit?) dan sangat peduli pada masalah seputar global warming. Dan hubungannya dengan Satoko itu digambarkan dengan lucu sekali. Meskipun secara fisik agak kurang cocok (well, dua-duanya sama-sama cantik dan ganteng, tapi kalo disandingkan agak kurang cocok kayaknya :D), tapi mereka berhasil membangun chemistry yang baik di sini, biarpun tanpa mengumbar adegan mesra. Ya, di sini saya paling seneng liat interaksi antara mereka berdua, dan seperti yang diungkapkan oleh dua sahabat Satoko, menurut saya memang cuma Okamura lah pria yang paling cocok dengan Satoko.
Oke, segini aja review saya. Overall, saya suka banget dorama berjumlah 11 episode ini. Cerita, akting, karakter, serta chemistry-nya menurut saya dihadirkan dengan sangat pas dan tidak berlebihan. 4 bintang deh untuk dorama ini.
Rating : 1 2 3 4 5