Normal, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, normal (adjektiva) dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang menurut aturan atau menurut pola yang umum; sesuai dan tidak menyimpang dari suatu norma atau kaidah; sesuai dengan keadaan yang biasa; tanpa cacat; dan tidak ada kelainan. Normal juga dapat diartikan sebagai hal yang biasa, lazim, dan lumrah bagi banyak orang. Dalam film “Turtles Swim Faster Than Expected” ini, kata normal mungkin dapat diwakilkan oleh karakter Katakura Suzume (Ueno Juri). Suzume adalah seorang ibu rumah tangga muda yang hidupnya sangaaaaaat biasa. Saking biasanya, Suzume kadang-kadang sering tidak “terlihat” oleh orang lain. Suzume tinggal sendiri di rumahnya. Suaminya sedang berada di luar negeri untuk beberapa lama. Dan yang ia lakukan tiap hari adalah bersih-bersih rumah, memasak, berbelanja, dan hal-hal yang dapat disebut sebagai kegiatan normal bagi banyak orang. Satu lagi, setiap hari Suzume memiliki kegiatan memberi makan kura-kura peliharaan suaminya, dan suaminya ini setiap hari selalu menelepon Suzume hanya untuk menanyakan kura-kuranya.
Suatu hari, Kujaku (Yu Aoi), teman Suzume sejak kecil, menelepon dan mengajak Suzume bertemu. Berbeda dengan Suzume, Kujaku bisa dibilang merupakan orang yang sangat tidak normal. Ia punya gaya hidup yang lain daripada yang lain, dan hal tersebut kadang-kadang membuat Suzume iri karena merasa hidup Kujaku tidak membosankan seperti dirinya. Setelah ke tempat yang dijanjikan, ia mendapat telepon dari Kujaku yang mengabari bahwa ia baru bisa datang dua jam lagi. Karena itulah, untuk membunuh waktu, Suzume memutuskan untuk melakukan beberapa hal yang ‘tidak biasa’, salah satunya ke salon yang baru pertama kali ia lihat dan mengubah gaya rambutnya menjadi sangat aneh. Dengan mengubah gaya rambutnya tersebut, Suzume berharap hidupnya menjadi lebih berbeda dan lebih menyenangkan. Namun pada kenyataannya, ia tetap tidak “terlihat” seperti biasanya.
Nah, beberapa saat sebelum bertemu Kujaku, Suzume mengalami suatu ‘insiden’ yang melibatkan tangga dan buah apel. Karena insiden tersebut, ia menemukan sebuah poster dengan ukuran saaaaaangat kecil (lebih kecil dari jempol manusia) tentang perekrutan spy. Setelah bertemu Kujaku dan kembali ke rumahnya, ia teringat poster tersebut. Dan dengan harapan agar hidupnya menjadi lebih menyenangkan, Suzume menghubungi nomor telepon yang ada di poster tersebut. Suzume pun disuruh untuk datang ke sebuah alamat, dan menemui sepasang suami istri bernama Shizuo dan Etsuko yang mengaku sebagai spy alias mata-mata. Suzume pun langsung direkrut sebagai spy oleh mereka, dan langsung diberi uang sebesar 5 juta yen sebagai kontraknya menjadi spy. Namun, saat itu belum ada misi yang harus dikerjakan Suzume. Satu-satunya tugas yang diberikan padanya sebagai spy hanya satu, yaitu “live normally”, karena sebagai spy tentunya ia tidak boleh terlihat mencurigakan supaya tidak dicurigai orang. Nah, seperti yang telah kita ketahui, hidup Suzume sebelumnya memang sangat normal dan sangat biasa. Setelah direkrut menjadi spy, Suzume malah jadi bingung dan mempertanyakan: seperti apa sih hidup dengan normal itu? Dan, karena berusaha keras untuk terlihat normal, jatuhnya ia malah jadi terlihat tidak normal. Lalu, apa yang akan terjadi pada Suzume selanjutnya? Apakah ia berhasil hidup dengan normal? Apakan suatu saat ia akan melakukan misi pertamanya sebagai spy?
Turtles Swim Faster Than Expected adalah sebuah komedi absurd yang bercerita tentang kenormalan. Meskipun bukan film yang dapat membuat otak kita pusing, film ini jelas bukan film yang mudah untuk disukai banyak orang. Filmnya mungkin akan terlihat terlalu aneh bagi sebagian orang, dan mungkin “tidak jelas” bagi sebagian orang lagi. Kesan saya ketika pertama kali menonton film ini pun begitu. Namun, ketika menonton film ini untuk kedua kalinya, penilaian saya terhadap film ini menjadi agak berubah.
Kura-kura berenang lebih cepat dari yang dibayangkan. Hal tersebut dapat diartikan sebagai: hal biasa yang kita lihat sering kali melebihi atau tidak sesuai dengan yang ada dalam ekspektasi kita. Misalnya dalam film ini. Siapa sih yang menyangka kalau ibu rumah tangga seperti Suzume adalah seorang spy alias mata-mata. Begitu juga dengan beberapa orang dalam film ini yang mempunyai profesi biasa tapi ternyata adalah spy juga. Siapa yang menyangka orang-orang yang dari luar terlihat sangat normal ternyata memiliki profesi yang sangat tidak normal?
Melalui film ini juga kita dapat merasakan bahwa trying to be normal is hard! Menjadi biasa bukanlah hal yang mudah sebagaimana kelihatannya. Seperti yang terjadi pada Suzume, orang yang tadinya biasa-biasa saja, tapi karena harus terlihat tetap biasa, malah menjadi tidak biasa. Di sini juga kita dapat melihat bahwa normal atau tidak normalnya seseorang bukanlah hal yang bisa dibuat-buat. Normal atau tidak normal juga bukanlah standar kebahagiaan. Di sini Suzume merasa hidup yang tidak biasa seperti hidup Kujaku sebagai sesuatu yang keren dan menyenangkan. Padahal Kujaku sendiri merasa hidupnya sangat membosankan dan ia juga merasa iri pada Suzume. Hal yang kita bayangkan memang tidak selalu sesuai dengan kenyataan bukan?
Selain hal-hal di atas, yang menarik dari film yang disutradarai Satoshi Miki (Adrift in Tokyo) ini tentu saja akting dari pemain-pemainnya, terutama Ueno Juri si pemeran utama dan Yu Aoi yang menjadi Kujaku. Mereka adalah salah dua aktris Jepang favorit saya dan saya senang sekali mereka bermain di film yang sama (mereka juga pernah berperan sebagai adik kakak dalam film Rainbow Song). Untuk Ueno Juri, dia memang cocok berakting dalam film komedi (dan ketawa “hue hue hue”-nya itu tidak akan mudah dilupakan). Sedangkan Yu Aoi, saya suka banget karakternya di sini. Kujaku rocks! Pemeran-pemeran lainnya seperti yang memerankan pasangan suami istri Shizuo dan Etsuko pun berakting sangat bagus. Dan jangan dilupakan kehadiran Kaname Jun yang meskipun tampil hanya sebentar, tapi menampilkan akting yang bagus dan lucu.
Tapi ada beberapa hal yang membuat saya mengurangi poin film ini yang tadinya 4 bintang menjadi 3,75 bintang (biarin deh nanggung juga). Ada beberapa part di film ini yang menurut saya agak membosankan, dan saya agak kurang suka endingnya. Komedi di sini juga bukan tipe komedi yang bisa membuat orang tertawa terbahak-bahak, dan kadang-kadang ada beberapa part yang lucunya gak bisa saya tangkep. Tapi overall, film ini recommended kok. Ungkapan “Turtles Swim Faster Than Expected” juga menurut saya tepat untuk film ini sendiri. Ya, film ini adalah film yang terlihat tidak jelas dan tidak penting bagi sebagian orang, tapi jika kita melihat lebih jauh, film ini sebenarnya berisi muatan yang sangat penting tentang kehidupan. 🙂
Rating : 1 2 3 3,75 4 5