Feeds:
Posts
Comments

Posts Tagged ‘ryan gosling’


Katanya, cinta bisa membuat orang-orang mau melakukan hal-hal yang bisa disebut sebagai gila atau bodoh. Mungkin karena cinta jugalah, seorang pria bernama Cal Weaver (Steve Carell) mau melakukan hal gila seperti meniduri banyak wanita setelah istrinya, Emily (Julianne Moore), meminta cerai dan mengaku telah berselingkuh dengan lelaki lain. Hal gila yang dilakukan Cal tersebut semata-mata ia lakukan untuk membalas perbuatan istrinya. Namun, hal tersebut rupanya tidak berhasil menghapuskan perasaan cintanya pada Emily.

Salah satu bentuk kegilaan cinta yang lain juga ditunjukkan melalui tokoh Robbie (Jonah Bobo) yang tidak lain merupakan anak laki-laki Cal yang masih berusia 13 tahun. Ia jatuh cinta pada pengasuhnya sendiri, Jessica (Analeigh Tipton), yang lebih tua beberapa tahun darinya. Ia selalu percaya bahwa Jessica adalah soulmate-nya, dan berbagai cara (yang mungkin bisa dibilang bodoh dan gila) ia lakukan untuk menarik perhatian pengasuhnya tersebut.

Lalu terakhir, ada Jacob Palmer (Ryan Gosling), womanizer kelas kakap yang selalu berhasil merayu wanita untuk tidur dengannya. Dari karakter inilah, Cal belajar bagaimana cara merayu wanita. Namun, ada satu wanita yang tidak berhasil ditaklukkan oleh Jacob. Dia adalah Hannah (Emma Stone), yang nantinya akan mengubah Jacob menjadi orang yang benar-benar berbeda dari sebelumnya.

 

Well, jika kamu menyukai film-film bergenre komedi romantis, akan sangat disayangkan jika kamu melewatkan film ini. Film ini lucu, ringan, dan romantis. Pokoknya Crazy, Stupid, Love ini memiliki semua elemen yang wajib dimiliki sebuah komedi romantis (yang bagus). Film ini memiliki plot yang sama sekali gak kacangan, meskipun endingnya masih tergolong predictable. Film ini juga enak diikuti dan mudah dicerna, meskipun awalnya terkesan ribet karena menghadirkan banyak tokoh.

Film ini juga didukung oleh akting yang mumpuni dari aktor dan aktrisnya (baik yang senior maupun junior). Steve Carell berhasil menghidupkan perannya sebagai pria hopeless yang masih mencintai istrinya. Begitu juga dengan Julianne Moore si pemeran istri. Ryan Gosling (yang saya baru nyadar kalo dia ini ganteng, padahal udah nonton beberapa filmnya sebelumnya) juga menampilkan akting yang baik di sini, biarpun perannya menurut saya tergolong biasa. Emma Stone, suatu saat dia pasti akan menjadi seorang aktris besar Hollywood, meskipun tampangnya menurut saya agak nyeremin (tolong jangan bunuh aku, cowok-cowok penggemar Emma Stone). Dan jangan dilupakan karakter Robbie yang diperankan Jonah Bobo. Saya sempet gak percaya kalo dia ini anak kecil yang ada di film Zathura loh. Udah gede lagi ternyata  =)) Tapi akting yang paling mencuri perhatian di sini menurut saya adalah aktingnya Marisa Tomei yang berperan sebagai perempuan pertama yang berhasil dirayu oleh Cal. Meskipun cuma peran kecil, tapi dia berhasil menampilkan akting yang asik dan sangat mencuri perhatian di sini.

Tapi nih, menurut saya film ini gak segila judulnya. Filmnya tetep lucu sih, tapi menurut saya film ini masih bisa dibikin lebih lucu dan lebih gila lagi (terutama harus diperbaiki di bagian endingnya yang menurut saya agak klise). Namun, secara keseluruhan, saya suka dan lumayan menikmati film ini. Intinya sih, film ini mengajarkan agar kita tidak menyerah dalam memperjuangkan cinta kita. Mungkin dalam prosesnya kita akan jadi melakukan hal-hal yang gila atau bodoh seperti yang dilakukan tokoh-tokoh di film ini, tapi bukankah itu yang paling asik dari jatuh cinta? #eaa. Overall, film ini recommended, terutama buat kamu-kamu yang suka film bergenre komedi romantis 🙂

Rating : 1 2 3 3,5 4 5

Read Full Post »

1. Hello Ghost (South Korea, 2010)

Well, saya nonton ini karena katanya ini film komedi dan kebetulan otak saya lagi mumet dan saya lagi butuh sesuatu yang bisa bikin saya ketawa. Apalagi nama Cha Tae-Hyun (My Sassy Girl) sebagai pemeran utamanya semakin membuat saya yakin bahwa film ini akan menjadi sangat menghibur. Hello Ghost sendiri bercerita tentang seorang pria sebatang kara bernama Sang-man yang baru saja gagal bunuh diri. Setelah kegagalannya tersebut ia jadi bisa melihat makhluk halus. Ada empat hantu yang bisa dilihatnya, dan keempat hantu ini selalu mengikutinya ke sana ke mari. Karena hantu-hantu tersebut selalu membuatnya kerepotan (karena selain mengikuti, mereka juga selalu meminjam tubuh Sang-man), Sang-man lalu berjanji untuk memenuhi keinginan mereka yg belum terpenuhi asalkan mereka mau pergi setelah Sang-man memenuhi janjinya tersebut. Lalu bagaimana selanjutnya? Apakah Sang-man berhasil memenuhi janjinya? Apakah hantu-hantu tersebut akan pergi dari kehidupan Sang-man? Well, pas menit-menit pertama nonton saya rada kecewa sama film ini, karena tadinya saya membayangkan film ini akan berhasil mengocok perut saya. Kenyataannya? Tidak ada satupun tawa keluar dari mulut saya. Jadi filmnya jelek pris? Nggak kok. Bagian komedi-nya menurut saya memang gagal (tapi selera humor setiap orang pasti berbeda-beda kan?) dan menurut saya film ini rada membosankan di satu jam pertama. Tapi tunggu dulu, bersabarlah menunggu akhirnya. Awalnya saya udah mau ngasih penilaian rendah ke film ini, tapi begitu sampai ke bagian akhir, saya benar-benar dikejutkan oleh endingnya yang tidak terduga dan sangat mengharukan. Dan ekspresi datar saya selama menonton film ini tiba-tiba berubah aja dong menjadi ekspresi mewek karena endingnya tersebut. Kekuatan film ini memang ada pada endingnya, yang menjadikan film ini menjadi membekas di hati dan tidak hanya sekadar numpang lewat saja. Oh ya, kabarnya Chris Colombus (Harry Potter 1 & 2) tertarik untuk membuat adaptasi dari film ini loh 😀 3,75/5

2. Lars and The Real Girl (2007)

Lars (Ryan Gosling), adalah seorang pria antisosial yang senang sekali menyendiri. Saking antisosialnya, diajak makan sama kakak iparnya sendiri, harus dipaksa dengan berbagai macam cara terlebih dahulu. Lalu bagaimana jika seorang antisosial seperti Lars tiba-tiba punya pacar? Semua orang tentunya akan senang karena itu artinya Lars mulai membuka diri pada orang lain. Namun ternyata, ‘pacar’ di sini bukanlah manusia normal seperti yang kita kira. ‘Pacar’ baru Lars ini memang cantik (mirip Angelina Jolie kalo kata saya), tapi dia hanyalah berupa boneka plastik (sex doll gitu namanya) yang tentunya sama sekali bukan makhluk bernyawa. Tapi Lars menganggap Bianca (nama boneka tersebut) benar-benar hidup, dan sifat antisosialnya mulai sedikit berkurang sejak ada Bianca. Lalu, apa yang selanjutnya akan terjadi? Apakah Lars akan sadar bahwa Bianca hanyalah sebuah boneka? Apakah ia akan menemukan perempuan nyata yang sebenarnya? Menurut saya, ide cerita film ini sangat menarik. Saya juga suka akting Ryan Gosling di sini, yang rada beda sama aktingnya di film-filmnya yang lain (The Notebook, Blue Valentine). Menurut saya, yang menarik dari film ini adalah bagaimana perlakuan orang-orang di sekitar Lars di mana mereka sama sekali tidak mencemooh keanehan yang ada pada diri Lars, melainkan malah ikut berakting menganggap Bianca benar-benar ada demi ‘kesembuhan’ Lars.  Tapi biarpun ide ceritanya sangat menarik, sayangnya film ini disajikan dengan sangat datar sehingga filmnya jadi rada membosankan dan bikin saya hampir ketiduran berkali-kali. Konflik yang ada terasa kurang nendang dan datar. Padahal dengan ide cerita yang unik tadi, menurut saya film ini masih bisa dibuat jadi lebih menarik lagi. 3/5

 3. Triangle (2009)

Doyan film yang mengandung banyak twist tak terduga? Silakan tonton film ini, karena twist yang ada di sini tidak hanya muncul sekali atau dua kali, melainkan banyak. Menonton film ini rasanya seperti sedang menelusuri sebuah lingkaran setan yang tidak pernah berujung (yeah, biar judulnya “segitiga”, tapi kan sama-sama gak berujung juga yes?). Bercerita tentang seorang perempuan bernama Jess (Melissa George), yang suatu hari pergi berlayar bersama teman-temannya. Lalu, di tengah laut tiba-tiba badai menyerang dan menyebabkan kapal yang mereka naiki tidak bisa digunakan lagi. Di tengah kebingungan mereka, tiba-tiba ada kapal pesiar besar mendekati mereka. Apakah itu menandakan mereka beruntung? Tidak juga, karena segala keanehan mulai terjadi begitu mereka menaiki kapal yang tidak terlihat di mana penghuninya tersebut. Sosok misterius muncul dan menyerang mereka semua. Jess menjadi satu-satunya yang bertahan. Lalu, apakah penderitaan Jess di kapal tersebut akan berakhir? Yap, saya sudahi ceritanya di sini karena takutnya bakalan spoiler. Biarpun ratingnya di IMDb hanya 6,8,  menurut saya ini adalah salah satu thriller terbaik yang pernah saya tonton. Film ini memang bukan tipe film yang memperlihatkan banyak darah. Unsur ketegangan yang dihadirkan pun tidak tergolong dahsyat (tapi saya lumayan tegang nontonnya). Lalu, apa kelebihan dari film ini? Ya itu tadi, twist-twist tidak terduga dan teka-teki yang terkandung dalam film ini. Yang nonton pasti akan dibuat bingung dan pasti akan ngedumel dalam hati: “kok bisa gitu? Kok bisa gini?” Tapi tunggu dulu, perhatikan film ini dengan baik-baik. Banyak detail kecil yang mungkin terlihat tidak penting, tapi rupanya merupakan kunci untuk menjawab misteri yang ada dalam film ini. Film ini juga mengandung banyak penyimbolan (dari judulnya aja udah kerasa penyimbolannya) yang menjadikan film ini tidak berakhir sebagai sekadar thriller biasa. Yeah overall film ini menurut saya bukan film yang cuma bisa sekadar asal ditonton, tapi juga harus dipecahkan (teka-tekinya), karena film ini sama sekali tidak menyediakan jawaban langsung seperti film-film bertwist kebanyakan. Film ini hanya menyediakan petunjuk-petunjuk. Dan ketika kita berhasil menemukan jawabannya, kamu akan merasakan sebuah sensasi kepuasan yang akan membuat kamu terkagum-kagum pada film ini. 4/5

Read Full Post »

Banyak orang yang menganggap bahwa pernikahan adalah salah satu cara untuk mencapai kebahagiaan. Dengan menikah kamu akan bahagia, begitu menurut pandangan orang-orang tersebut. Namun, pada kenyataannya, tidak sedikit pasangan suami istri yang setelah beberapa lama menikah kemudian mengalami masalah dan memutuskan untuk berpisah. Tidak jarang pula dari pasangan-pasangan itu yang akhirnya menjadi saling membenci. Satu pertanyaan akan muncul mengenai keadaan ini: pergi ke manakah perasaan cinta yang mereka miliki seperti pada saat mereka belum menikah?

Hal itulah yang terjadi pada pasangan Dean (Ryan Gosling) dan Cindy (Michelle Williams) dalam film Blue Valentine yang disutradarai oleh Derek Cianfrance. Sudah enam tahun mereka menikah. Mereka juga memiliki seorang putri yang sangat manis dan baik. Namun, meskipun begitu, hubungan antara sepasang suami istri ini tidak bisa dibilang baik. Setelah usia pernikahan mereka yang keenam, mereka mulai merasa hubungan mereka berubah menjadi hambar dan tidak ada gairah. Perasaan cinta mereka yang menggebu-gebu selama masa pacaran seperti pergi entah ke mana. Percekcokan pun senantiasa menghiasi hubungan mereka. Lalu, pada suatu hari, Dean mengajak Cindy ke sebuah motel, dengan tujuan untuk mencari suasana baru dan untuk memperbaiki hubungan mereka. Namun, apakah yang terjadi akan sesuai dengan harapan mereka?

Film ini tidak hanya menampilkan bagaimana carut marut kehidupan rumah tangga Dean dan Cindy saja, tapi juga menampilkan saat-saat hubungan Dean dan Cindy bermula, seperti bagaimana pertama kali mereka bertemu, berpacaran, dan kemudian memutuskan untuk menikah. Jadi di sini penonton dihadapkan pada dua keadaan, yaitu keadaan ketika mereka belum menikah yang penuh cinta dan kemesraan, dan keadaan ketika mereka sudah menikah, di mana hubungan penuh cinta itu berubah menjadi kehambaran dan ketidakcocokan. Lalu, apa yang akan terjadi pada mereka berdua? Apakah mereka akan berhasil mengatasi masalah rumah tangga mereka, atau malah sebaliknya? Tonton aja deh.

Awalnya saya nonton ini karena mendengar bahwa film ini memiliki sedikit kemiripan dengan Revolutionary Road (yang lumayan saya suka). Meskipun sebenarnya dua film ini sangat berbeda, ternyata dua film ini memang menampilkan tema yang hampir sama, yaitu tentang sisi lain dari sebuah pernikahan, di mana pernikahan tidaklah seindah yang orang-orang kira. Memang, ada banyak pasangan yang berhasil langgeng sampai kakek nenek, tapi tidak jarang pula yang gagal seperti pasangan Dean dan Cindy ini. Film ini juga menunjukan pada kita bahwa rasa cinta itu bisa saja tidak bertahan lama.

Yang nonton film ini mungkin akan bertanya-tanya, kenapa rasa cinta antara Dean dan Cindy bisa menghilang begitu saja. Padahal ketika mereka berpacaran, mereka terlihat sangat jatuh cinta satu sama lain. Kalo menurut saya, hal itu wajar terjadi. Bisa dilihat kok di scene-scene saat mereka pacaran. Dean hadir tepat ketika Cindy baru putus dari pacarnya. Menurut pengamatan saya sih, Dean ini kok kayak pelarian Cindy ya. Cindy jatuh cinta pada Dean, menurut saya itu benar sekali. Tapi menurut saya lagi, hal itu terjadi karena Dean muncul di saat yang tepat, dan Dean bisa mengobati rasa sakit Cindy yang baru berpisah dengan pacarnya (dan menurut saya kelihatan kok kalo cinta Cindy gak sedalam cinta Dean padanya, terbukti karena dari pasangan itu, cuma Dean yang keliatan bener2 ingin memperbaiki hubungan mereka). Belum lagi, mereka memutuskan untuk menikah bukan karena mereka benar-benar ingin melakukannya, tapi karena Cindy hamil duluan, yang tidak jelas hamil anak siapa. Dean sendiri adalah tipikal cowok ‘kuno’ yang percaya pada cinta pada pandangan pertama. Meskipun ia tidak yakin anak yang dikandung Cindy adalah anaknya, tapi karena ia gentleman sejati, ia mau bertanggung jawab menikahinya. Dengan pekerjaannya yang cuma “tukang bantu pindahan”, Dean berani menikahi Cindy dengan hanya modal “cinta”.

Keadaan di atas menurut saya sudah cukup menjadi alasan mengapa pernikahan Dean dan Cindy tidak berjalan mulus. Pekerjaan Dean yang tadinya “tukang bantu pindahan” cuma berkembang sedikit menjadi “tukang cat”. Ketika belum menikah Cindy tidak peduli apa pekerjaan Dean (karena cinta). Tapi setelah menikah, Cindy jadi ‘gerah’ juga melihat pekerjaan Dean yang tentunya tidak cukup untuk menopang keadaan ekonomi keluarga mereka. Belum lagi, impian Cindy menjadi dokter tidak bisa ia wujudkan setelah ia menikah. Di sinilah, cinta dihadapkan pada realita kehidupan. Cinta saja tidak cukup untuk menjadikan mereka bahagia. Dalam Blue Valentine, realita berhasil mengalahkan dan menghapuskan perasaan cinta.

Makanya, menurut saya film ini tidak hanya bertujuan untuk menampilkan sisi lain dari pernikahan (yang tidak hanya ditunjukan melalui karakter Dean-Cindy saja, tapi juga kedua orang tua masing-masing dari mereka yang pernikahannya juga sama-sama tidak mulus) saja. Ada nasihat terselubung dari film ini, bahwa cinta itu tidak cukup untuk menjadikan suatu pernikahan terjamin kebahagiaannya. Menurut saya bener kalo ada orang bilang bahwa nikah itu bukan cuma modal cinta doang. Cinta itu memang penting, tapi kita juga harus memikirkan faktor-faktor lain sebelum memutuskan untuk menikah. Meskipun itu gak ngejamin pernikahan akan langgeng juga sih…. *eh gimana sih pris?*

Well, ganti ke urusan akting. Saya suka banget sama akting dua pemeran utamanya. Michelle Williams baguuuuus banget aktingnya di sini. Begitu juga dengan Ryan Gosling, yang karakternya di sini agak-agak mirip dengan perannya di film Notebook (tapi karakternya di Blue Valentine lebih menarik). Mereka berhasil menampilkan chemistry yang sangat pas. Akting mereka juga berhasil membuat film ini terasa sangat emosional. Sama seperti Revolutionary Road, buat saya film ini termasuk tipe film depressing. Film ini menyedihkan, tapi sedihnya itu bukan sedih yang bisa bikin saya nangis, tapi lebih ke perasaan sakit seperti…hmm… patah hati? Well, ketika saya sampai di bagian endingnya, hati saya rasanya jadi ikutan hancur *emaap lebay*. Overall menurut saya film ini sukses memainkan perasaan saya. Tapi kalo disuruh nonton ulang, saya bakalan mikir dua kali deh *gak tahan karena terlalu depressing*. So, film ini sangat saya rekomendasikan pada para penyuka film depressing dan film romantis yang berbeda dari film romantis kebanyakan. Dan saya juga menyarankan agar film ini ditonton oleh orang-orang yang mau menikah. Biar mereka gak jadi nikah pris? Bukan kok, tapi biar mereka berpikir, apakah mereka benar-benar siap untuk melanjutkan hidup mereka ke jenjang pernikahan? Kalo setelah nonton ini niat mereka tidak goyah, berarti mereka lulus deh (apa sih…).  So, 4 bintang deh untuk film ini 🙂

Rating : 1 2 3 4 5

Read Full Post »

Jadi ceritanya saya lagi libur kuliah (tapi ikut sp satu mata kuliah sih) dan selama libur ini kerjaan saya nonton film terus. Saking banyaknya film yang ditonton, saya sampai bingung mau nge-review yang mana dulu. Karena itu kali ini saya akan nulis review singkat dari beberapa film (gak semua ya, kebanyakan soalnya :p) yang saya tonton belakangan ini. Mungkin kalau tidak malas, beberapa film dalam review ini akan saya buatkan review versi panjangnya.

1. Linda Linda Linda (Japan, 2005)

Salah satu film remaja Jepang yang cukup bagus dan menarik. Idenya sederhana, tentang sebuah band yang beranggotakan siswi-siswi SMU yang akan tampil dalam festival sekolah, namun menemui masalah yang menyebabkan dua personil band itu keluar (termasuk sang vokalis). Beberapa hari sebelum tampil, mereka pun mencari vokalis baru secara ‘asal’. Adalah  Son, siswi pindahan dari Korea Selatan, yang menjadi vokalis baru mereka. Lalu timbul berbagai kejadian sebelum mereka tampil, dan meskipun baru beberapa hari, karakter Son ini akhirnya menemukan kegembiraan dan semangat baru sejak bergabung dengan band tersebut. Film ini menarik dan cukup menghibur. Yang saya suka adalah ide cerita film ini sama sekali tidak muluk-muluk, namun tidak mengurangi daya tarik film ini. Akting Bae Doona sebagai orang Korea yang sekolah di Jepang sangat memikat. Begitu juga dengan Kashii Yuu. Terakhir, habis nonton film ini saya jadi terus terngiang-ngiang sama lagu Linda Linda dari The Blue Hearts yang mereka bawakan pada festival tersebut :D. 3,5 / 5

2. Kick-Ass (2010)

Sebenarnya saya tidak pernah tertarik  pada film-film bertema superhero. Bukan karena jelek, tapi memang bukan selera saya saja. Tapi begitu mendengar bahwa superhero-superhero dalam Kick-Ass bukanlah superhero beneran (maksudnya mereka tidak mempunyai kekuatan super), saya pun jadi pengen nonton film ini, dan ternyata saya menyukai filmnya. Film ini lucu dan segar. Humornya yang tergolong ke dalam humor-humor masa kini lumayan menghibur. Dan yang membuat film ini semakin menarik adalah karakter Hit Girl yang diperankan Chloe Moretz. Meskipun memancing banyak perdebatan, tapi saya cinta karakter ini. 4/5

3. Rainbow Song (Japan, 2006)

Nama Shunji Iwai yang berperan sebagai produser dan co-writer film ini lah yang membuat saya menonton film ini. Belum lagi ada Hayato Ichihara, Ueno Juri, dan Yu Aoi. Dan saya gak nyesel nontonnya! Ceritanya termasuk klise, tentang persahabatan yang menjadi cinta *ceileh*. Cewek dan cowok bersahabat, lalu si cewek mulai jatuh cinta pada si cowok. Tapi sebelum si cowok menyadari perasaannya pada si cewek, si cewek keburu meninggal (tenang ini bukan spoiler karena dari awal kita sudah diberitahu kalo ceweknya meninggal). Cerita seklise apapun kalau dikemas dengan baik, pasti akan jadi film yang bagus. Begitu juga dengan film ini. Saya sangat menikmati film ini dari awal sampai akhir. Ueno Juri berakting sangat bagus di film ini sebagai karakter cewek yang meninggal itu. Dan Hayato Ichihara, ini kali kedua saya melihat dia setelah melihatnya di Lily Chou-chou, dan penampilan fisiknya udah jauh berubah dari pas di Lily Chou-chou. Yu Aoi, meskipun kemunculannya tidak begitu banyak  tapi tetap menampilkan akting yang memikat. Sebenarnya film ini memiliki beberapa kekurangan, tapi tidak begitu mengganggu. Yang jelas, ini tipe film yang akan saya tonton berkali-kali. 3,75/5.

4. The Girl Who Leapt Through Time (Japan, 2006)

Akhir-akhir ini lagi ketagihan nonton anime yang berbentuk movie. Dan film ini adalah salah satu anime movie yang sangat saya rekomendasikan untuk ditonton! Tentang seorang siswi SMU yang tiba-tiba memiliki kemampuan untuk meloncati waktu. Dan kemampuannya ini digunakannya untuk mengubah hal-hal yang bisa dibilang sederhana, namun nantinya akan menimbulkan masalah. Film ini lucu dan menghibur, animasinya juga bagus. Selain itu film ini menampilkan kejutan yang tidak saya duga. Review panjangnya menyusul ya. 4/5.


5. The Notebook (2004)

Karena saya ini termasuk orang yang menyukai film-film cinta yang mengharu biru, awalnya saya kira film ini akan berhasil membuat saya termehek-mehek. Tapi nyatanya, dari awal sampai akhir, ekspresi saya tetap datar. Ya ya ya, mungkin ada yang salah pada diri saya karena sebagian besar orang yang menonton film ini mengatakan film ini mengharukan dan sebagainya. Tapi entahlah, saya tidak bisa merasakan kedalaman hubungan antara Noah dan Allie. Karakter Noah yang begitu hidup di bagian awal, setelah berpacaran dengan Allie kok rasanya jadi melempem dan tidak terasa semangatnya. Tapi di luar itu saya suka aktingnya Rachel McAdams. 2,75/5

6. Perfect Blue (Japan, 1998)

Anime movie juga, disutradarai oleh Satoshi Kon. Ceritanya tergolong berat dan sama sekali bukan konsumsi anak-anak karena menampilkan sedikit nudity dan kekerasan. Tentang seorang pop idol yang memutuskan ganti haluan menjadi seorang aktris. Dan hal ini menimbulkan masalah karena ada fans yang tidak setuju dan sebagai aktris ia dituntut untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak dia inginkan. Belum lagi setelah itu muncul persona/kepribadian lain yang terus menghantuinya. Sebuah thriller psychology yang lumayan mencekam. Endingnya juga mengejutkan dan gak ketebak. Sebenernya saya ngerasa kalo film ini dibikin jadi live action, pasti filmnya akan semakin bagus. Tapi okelah anime juga, meskipun saya agak kurang suka desain karakternya. 4,5/5

7. Being John Malkovich (1999)

Edan film ini bagus banget! Jenius! Ceritanya termasuk orisinil dan menampilkan kejutan-kejutan yang tak terduga. Skenarionya ditulis oleh orang yang menulis skenario Eternal Sunshine of The Spotless Mind yang sama-sama sangat orisinil, yaitu Charlie Kaufman. Dan, menurut saya film ini lebih mudah dimengerti daripada Eternal Sunshine. Setidaknya saya tidak perlu mengulang-ngulang beberapa adegannya agar bisa mengerti sepenuhnya seperti pada saat saya nonton Eternal Sunshine. Selain ceritanya yang jenius, film ini juga menurut saya termasuk menghibur dan sudah pasti film ini masuk ke daftar my all time favorite movies. Review panjangnya tunggu saja ya 😀 5/5

8. Aoi Tori / The Blue Bird (Japan, 2008)

Nonton film ini karena faktor Kanata Hongo, dan agak nyesel nontonnya. Mengangkat tema school bullying, sebenarnya film ini berpotensi jadi bagus. Tapi saya malah kebosanan mengikutinya. Karakter guru gagap yang dimainkan Abe Hiroshi sebenarnya unik, tapi entah kenapa saya tidak bisa bersimpati padanya, dan tanggapan saya padanya sama seperti tanggapan murid-murid di sini. Latar belakang anak yang pindah sekolah karena dibully itu pun kurang kuat, mungkin kalo ditampilkan potongan adegan-adegan yang menampilkan karakter ini ketika bersekolah di sekolah itu, film ini akan jadi lebih menarik. Dan Kanata Hongo, kerjanya cemberut aja sik, tapi tetep cakep *alah*. 2,5/5

9. Despicable Me (2010)

Filmnya lucu dan mengharukan, dan tentunya sangat menghibur. Lelucon-leluconnya sebenarnya banyak yang slapstick, tapi tidak begitu mengganggu kok. Dan sejak karakter Gru ini mengadopsi tiga anak yatim piatu tersebut, ceritanya jadi mudah ketebak, tapi meskipun begitu film ini tetap menghibur. Dan yang menonton film ini pasti jatuh cinta pada karakter minion-minion yang menggemaskan itu. Ihik. Pengen cari merchandise-nya. 3,75/5

Read Full Post »