Feeds:
Posts
Comments

Posts Tagged ‘koike eiko’

Mayuzumi Machiko (Aragaki Yui) adalah seorang pengacara muda yang tampaknya masih baru. Seperti pengacara baru pada umumnya, dia adalah tipe pengacara yang naif dan sangat menjunjung tinggi kebenaran. Hal yang membuatnya bahagia adalah jika ia bisa berhasil membela orang-orang lemah dari jeratan hukum. Oleh karena itu, ia tidak bisa tinggal diam ketika kasus yang ditanganinya mengalami kesulitan. Bos di tempatnya bekerja, Miki-sensei (Namase Katsuhisa) meminta Mayuzumi untuk menyerah menangani kasus tersebut. Tapi tentu saja Mayuzumi tidak mau menyerah. Atas saran sekretaris Miki-sensei yang bernama Sawaji Kimie (Koike Eiko), Mayuzumi lalu mencoba untuk meminta bantuan seorang pengacara bernama Komikado Kensuke (Sakai Masato). Komikado-sensei sendiri dulunya (tepatnya tiga tahun yang lalu) pernah bekerja di Miki Law Office. Namun, ada suatu kejadian yang membuat Miki-sensei menjadi membenci pengacara tersebut sehingga Komikado-sensei pun keluar dari Miki Law Office dan menjadi pengacara independen. Ia membuka kantor di rumahnya dengan ditemani oleh Hattori-san (Satomi Kotaro), seorang butler berusia paruh baya yang tampaknya punya banyak keahlian.

Yang menjadi masalah adalah, Komikado-sensei adalah seorang pengacara yang merupakan kebalikan dari Mayuzumi. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa dia adalah pengacara yang sangat jenius. Ia juga tidak pernah kalah satu kalipun dalam ruang sidang. Namun, ia bukanlah sosok pengacara ideal di mata Mayuzumi. Ya, Komikado-sensei bukanlah tipe pengacara yang sangat menjunjung tinggi kebenaran. Ia mau membela siapapun selama ia dibayar dengan bayaran tinggi. Dan jika sudah begitu, tanpa peduli orang yang dibelanya benar atau salah, ia akan menjamin bahwa ia akan memenangkan kasus yang diambilnya. Meskipun begitu, Mayuzumi tetap berusaha keras meminta bantuan Komikado-sensei. Oleh karena beberapa hal, Komikado-sensei akhirnya mau membantu Mayuzumi. Dan kemenangan pun berhasil ia dapatkan. Setelah kasus pertama itu selesai, Mayuzumi lalu memutuskan untuk mengundurkan diri dari Miki Law Office dan bekerja pada Komikado-sensei dengan alasan “aku ingin mengetahui apa yang harus aku percayai” (sekaligus untuk membayar hutangnya pada Komikado-sensei pada kasus yang pertama). Selain itu, Mayuzumi juga berharap suatu hari bisa mengalahkan Komikado-sensei. Lalu, apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Mayuzumi akan bertahan bekerja dengan pengacara eksentrik yang punya prinsip berlawanan dengannya itu? Apakah suatu saat ia akan berhasil mengalahkan Komikado-sensei? Dan kejadian apakah yang membuat Miki-sensei menjadi membenci dan berambisi mengalahkan Komikado-sensei? Tonton aja deh.

Legal High adalah satu-satunya dorama musim semi tahun ini yang berhasil saya tonton sampai tamat. Saya sendiri biasanya selalu malas untuk menonton dorama bertemakan pengacara, tapi adanya nama Sakai Masato sebagai pemeran utamanya membuat saya tidak bisa untuk tidak menonton dorama ini. Ya, baru-baru ini saya lagi naksir sama aktor satu itu. Dan untungnya saya tidak dikecewakan oleh dorama berjumlah 11 episode ini. Dan menurut saya dorama ini adalah salah satu dorama paling menyenangkan dan menghibur di tahun 2012 ini.

Yang saya suka pertama-tama dari dorama ini adalah dorama ini bukan dorama tentang pengacara yang klise. Yeah, ketika mendengar kalimat “dorama tentang pengacara” yang terpikir pastilah pengacara-pengacara idealis yang berusaha keras dalam memperjuangkan kebenaran. Tokoh utama dorama ini jaaaaauh sekali dari tipikal pengacara semacam itu. Pengacara di sini adalah pengacara yang mata duitan. Dia mau saja membela pihak yang mungkin bersalah di mata masyarakat selama ia dibayar untuk itu. Misalnya pada episode empat, ketika kasusnya berkisar tentang warga pada suatu kompleks yang berusaha menuntut sebuah perusahaan real estate atas pembangunan apartemen di daerah mereka. Pengacara ideal mungkin akan memilih untuk membela masyarakat kompleks tersebut yang jelas-jelas berada di pihak yang lemah atau ‘teraniaya’. Namun Komikado-sensei malah memilih membela perusahaan real estate tersebut (karena dibayar besar). Hal ini menunjukkan sisi pengacara yang lebih realistis, bahwa tugas pengacara adalah untuk membela pihak yang dibelanya. Dan pengacara bukanlah Tuhan yang bisa menentukan kebenaran. Dorama ini juga menunjukkan bahwa kebenaran bukanlah sesuatu yang bisa ditemukan dengan begitu mudahnya. Dan suatu hal yang kita anggap sebagai kebenaran belum tentu sesungguhnya benar. Terdengar kejam dan sinis ya? Tapi di sini juga kita diperlihatkan pada sosok Mayuzumi. Perempuan yang biasa dipanggil Komikado-sensei dengan sebutan Asadora Heroine itu adalah tipikal pengacara klise yang saya sebutkan sebelumnya. Dia pengacara yang idealis dan selalu ingin membela yang lemah, tapi sebenarnya sangat naïf dan kurang berpikir panjang. Keberadaan perempuan itu sendiri seperti menyiratkan bahwa masih ada kesempatan bagi pengacara berhati bersih seperti Mayuzumi. Di bagian opening di setiap episodenya kita akan melihat sosok Mayuzumi yang berusaha mengalahkan Komikado-sensei dengan setting ala Godzilla vs Ultraman. Hal itu seperti menyiratkan adanya pertarungan antara karakter pengacara idealis dengan pengacara realistis. Lalu, siapakah yang menang? Pengacara yang idealis atau yang realistis? Silakan tonton sendiri jika ingin tahu 😀

Hal kedua yang saya suka adalah unsur komedi di dalamnya. Well, paragraf sebelumnya mungkin terdengar serius tapi sebenarnya dorama ini jauh dari kesan serius karena dihiasi dengan bumbu komedi. Unsur komedi di sini masih memiliki kaitan yang kuat dengan karakteristiknya. Pengacara seperti Komikado-sensei mungkin adalah jenis pengacara yang sangat dihindari untuk ditemui di dunia nyata. Namun, dorama ini berhasil membuat tokoh tersebut menjadi sangat menarik dan memancing tawa. Gaya rambutnya yang klimis, cara bicaranya yang super cepat, sampai gerak-geriknya yang kadang seperti anak-anak membuat karakter ini menjadi sangat memorable di mata saya. Oleh karena itu, meskipun secara moral sifatnya sebagai pengacara itu tidak bisa dibilang terpuji, tapi dengan mudah penonton mungkin akan lebih memilih untuk mendukungnya daripada Mayuzumi. Sakai Masato menurut saya sangat berhasil memerankan perannya sebagai Komikado-sensei (dan bikin saya makin naksir, hehe), dan karakternya sangat menyumbang kontribusi yang besar terhadap tawa yang keluar ketika menonton dorama ini. Aragaki Yui sebagai partner (sekaligus lawan) Komikado-sensei juga ternyata berhasil menampilkan akting yang baik dan mampu mengimbangi akting aktor satu itu. Interaksinya dengan Sakai Masato juga lucu (cuma gak sampe bikin saya pengin nge-ship pasangan ini). Aktor dan aktris lainnya seperti Namase Katsuhisa, Koike Eiko, Satomi Kotaro, dan Taguchi Junnosuke juga berhasil memerankan perannya masing-masing denga baik dan membuat dorama ini menjadi lebih berwarna. Dorama ini juga turut dimeriahkan oleh para bintang tamu di setiap episodenya, mulai dari Nakamura Aoi, Fukuda Saki, Nagayama Kento, dan masih banyak lagi.

Dari segi tema hukumnya, menurut saya tema tersebut berhasil digarap dengan baik dan menarik. Kasus-kasus yang dihadirkan di sini pun variatif. Ada kasus pembunuhan, hak cipta, stalker, perceraian, warisan, dan berbagai macam kasus lainnya sehingga setiap episodenya terasa fresh dan gak monoton (dan menambah pengetahuan juga). Cara Komikado-sensei dalam usahanya untuk memenangkan kasus yang dipegangnya pun sangat menarik untuk disimak. Misalnya di episode satu ia berusaha untuk mencari kisah-kisah mengharukan tentang orang yang dibelanya demi memancing simpati masyarakat (mengingatkan saya pada reality show di tv). Ia juga bisa melakukan hal yang mungkin bisa dibilang ilegal demi memenangkan kasusnya, seperti menyewa mata-mata untuk menyelidiki lawannya. Yeah, berbagai cara bisa dilakukan Komikado-sensei demi memenangkan kasus yang ditanganinya.

Overall, saya suka banget sama dorama ini. Dorama ini cocok ditonton oleh penyuka dorama tentang pengacara yang gak klise dan juga penyuka dorama komedi. 4 bintang deh 🙂

Rating : 1 2 3 4 5

Read Full Post »

Apakah kamu penggemar game RPG? Jika iya, kamu mungkin akan menyukai dorama ini. Yuusha Yoshihiko to Maou no Shiro adalah sebuah dorama yang dibuat sebagai parodi dari game RPG. Plotnya? Cukup sederhana. Bercerita tentang Yoshihiko (Yamada Takayuki), laki-laki yang terpilih sebagai Yuusha (hero) di desanya. Diceritakan bahwa desa Kaboi (desanya Yoshihiko) terkena wabah penyakit misterius. Oleh karena  itu, Yoshihiko ditugaskan untuk mencari tanaman herbal yang dipercaya bisa menyembuhkan wabah penyakit tersebut. Perjalanan Yoshihiko pun dimulai. Di tengah perjalanan itu, ia bertemu dengan tiga orang yang kemudian bergabung dan membantu rencana Yoshihiko. Tiga orang tersebut adalah: (1) Danjou (Takuma Shin), seorang fighter yang mau bergabung dengan Yoshihiko sampai Yoshihiko mau mendengarkan ceritanya;  (2) Murasaki (Kinami Haruka), perempuan yang menyangka Yoshihiko adalah pembunuh ayahnya dan bergabung dengan Yoshihiko sampai ia yakin bahwa Yoshihiko adalah pembunuh ayahnya, dan (3) Merebu (Muro Tsuyoshi), seorang penyihir yang hanya menguasai satu mantra saja.

Ketika mereka berempat telah berkumpul semua dan siap memulai petualangan, mereka menemukan kenyataan bahwa…. tanamannya telah ketemu. Ya, ketika mereka baru mau memulai pencarian, tiba-tiba mereka bertemu Teruhiko, ayah Yoshihiko yang merupakan Yuusha sebelumnya, dan telah menghilang selama enam bulan dalam misi yang sama dengan Yoshihiko. Ternyata Teruhiko sudah menemukan tanamannya, tapi ia tidak kembali ke Desa Kaboi karena di tengah perjalanannya ia bertemu dengan seorang perempuan yang kemudian dinikahinya. Lalu, apakah petualangan Yoshihiko berhenti sampai di situ? Ternyata tidak saudara-saudara. Ketika mereka berempat siap berpisah, tiba-tiba muncul Hotoke-sama/Buddha (Sato Jiro) di langit. Hotoke-sama memberitahu Yoshihiko dkk bahwa wabah penyakit yang terjadi di desanya adalah ulah dari Maou/devil. Oleh karena itu, tugas Yoshihiko yang sebenarnya bukanlah mencari tanaman herbal, tapi mencari dan mengalahkan Maou. Petualangan Yoshihiko yang sebenarnya pun dimulai. Lalu, apa yang akan terjadi selanjutnya? Apa sajakah yang akan ditemui Yoshihiko di perjalanannya? Apakah Yoshihiko akan berhasil menemukan dan mengalahkan Maou? Di luar hal itu, tanpa Yoshihiko ketahui, adik perempuannya yang bernama Hisa (Okamoto Azusa) diam-diam mengikuti Yoshihiko karena khawatir pada kakaknya tersebut.

Yuusha Yoshihiko to Maou no Shiro adalah salah satu dorama terlucu yang pernah saya tonton. Jangan tertipu oleh posternya yang memberi kesan bahwa ini adalah dorama aksi petualangan yang serius. Dorama ini murni dorama komedi. Dorama ini dibuat sebagai parodi sekaligus penghormatan terhadap game RPG Jepang, terutama game Dragon Quest (belum pernah main sayangnya). Saya sendiri bukan penggemar game RPG kelas berat, cuma dulu saya suka nontonin sepupu saya main game RPG macam Chrono Cross, dan pernah main beberapa game RPG sederhana di komputer, sehingga saya gak terlalu asing dan cukup mengenal pola umum game RPG. Oleh karena itu, dorama ini berhasil membuat saya tertawa karena parodi RPG yang disajikannya. Seperti game RPG pada umumnya, karakter-karakter pada dorama ini pun akan bertemu dan bertarung dengan monster di tengah perjalanannya (dan akan mendapatkan uang jika berhasil mengalahkannya). Dalam perjalanannya pun mereka akan mampir ke berbagai macam desa, dan kadang mereka akan menerima quest/tugas tambahan dari penduduk desa yang mereka datangi. Para karakter di dorama ini pun dalam petualangannya bisa mempelajari beberapa skill dan bahkan bisa mengubah kelas mereka. Di sini juga mereka ditugaskan untuk mencari item/barang-barang yang bisa digunakan untuk mengalahkan Maou. Selain hal-hal itu, masih banyak adegan-adegan yang merupakan parodi dari RPG yang lumayan bikin saya ngakak (ketika kamu main game RPG, pernah mencoba berbicara dengan penduduk desa biasa berkali-kali dan hasilnya mereka mengucapkan hal yang sama terus menerus? Di sini pun hal semacam itu ada :D).

Selain dimaksudkan sebagai parodi RPG, dorama ini juga melabeli dirinya sendiri sebagai “low budget action adventure story” (seperti dapat dilihat pada bagian openingnya). Dan menurut saya hal ini adalah kelebihan dari dorama ini. Ya, karena dorama ini bergenre fantasi, mungkin kamu akan berharap dorama ini akan menghadirkan efek-efek luar biasa sebagaimana yang biasanya ada pada film/serial bergenre fantasi. Tapi sayang sekali dorama ini bukan dorama penuh efek semacam itu. Namun, seperti yang sudah saya bilang, hal itu merupakan salah satu kelebihan dan salah satu faktor yang membuat dorama ini menjadi sangat lucu. Kita bisa melihat bahwa monster-monster di sini semuanya adalah “handmade” alias buatan tangan (dan beberapa di antaranya ada juga yang hanya kostum), dan bukannya efek CGI atau semacamnya. Dan ketika monsternya adalah monster yang lebih besar, tiba-tiba adegan dorama ini akan berubah menjadi tayangan animasi 2D sederhana (karena membuat monster yang lebih besar akan makan banyak biaya sepertinya). Properti dan settingnya pun kabarnya adalah properti/setting bekas film-film lain. Namun, hal itulah yang saya kagumi dari dorama ini. Budget rendah bukanlah alasan yang dapat membuat sebuah dorama menjadi jelek. Sebaliknya, budget rendah malah bisa dimanfaatkan sebagai suatu lelucon yang ternyata berhasil menghibur.

Selain itu, dorama ini juga tidak hanya memparodikan game RPG saja. Dorama ini juga banyak memparodikan hal-hal lain yang berhubungan dengan dengan pop culture di Jepang. Ada parodi dari anime Doraemon, parodi iklan, sampai parodi dari idol group yang tengah populer di Jepang saat ini (terlihat di salah satu episode di mana Yoshihiko tiba-tiba berubah haluan jadi idol di Akibara Village, di bawah naungan seseorang bernama Aki-mo. Parodi grup apa tuuh?). Selain parodi dari hal-hal itu, di sini juga terdapat parodi dari film komedi klasik Monty Python and  the Holy Grail (selain gaya humornya kadang agak mirip, adegan koala dalam dorama ini juga sedikit mengingatkan saya pada tokoh kelinci di Monty Python). Unsur komedi di sini memang banyak dihasilkan dari unsur parodinya. Tapi karakteristik tokoh-tokohnya juga berperan penting dan menambah kelucuan dorama ini. Karakter-karakter dari dorama ini hampir semuanya sinting. Mulai dari Yoshihiko, yang pada awalnya mungkin terlihat sebagai karakter pahlawan yang cukup umum. Ia adalah seorang pemberani, jujur, dan “pure-hearted”. Tapi nantinya kita akan dibawa pada kejutan-kejutan mengenai karakter ini (apalagi ternyata ia mudah terdistraksi oleh hal-hal remeh temeh). Tiga orang temannya pun sama-sama punya kepribadian yang konyol. Dan karakter Hotoke-sama-nya, benar-benar tidak meyakinkan sebagai Hotoke-sama. Selain karakter-karakter utama, kita juga akan diperkenalkan pada karakter musuh-musuh yang hampir semuanya berkepribadian konyol. Mengenai hal ini, dorama ini juga memiliki cukup banyak bintang tamu yang berperan sebagai musuh dan karakter lain yang ditemui Yoshihiko dkk di perjalanannya. Mulai dari Yasuda Ken, Koike Eiko, Sawamura Ikki, Furuta Arata, Okada Yoshinori, sampai Oguri Shun. Dan mengingat ini adalah low budget drama, kabarnya mereka tidak dibayar dan mau tampil selama beberapa menit di dorama ini sebagai bentuk persahabatan (misalnya Oguri Shun yang bersahabat dengan Yamada Takayuki).

Well, segini aja review dari saya. Overall, saya sangat menyukai dorama berjumlah 12 episode ini (oh ya karena ini adalah midnight drama, dorama ini setiap episodenya hanya memiliki durasi sekitar 28 menit, tidak seperti dorama prime time yang biasanya berdurasi sekitar 45 menit). Highly recommended buat penyuka game RPG dan penyuka dorama bergenre komedi, atau mungkin untuk yang bosan dengan dorama berformat ‘biasa’. Ja, 4 bintang untuk dorama ini.

Rating : 1 2 3 4 5

Read Full Post »

Ada yang ingat dengan film Confessions (Kokuhaku)? Film Jepang garapan Nakashima Tetsuya itu bisa dibilang merupakan salah satu film Jepang favorit saya sepanjang masa. Film yang bercerita tentang pembalasan dendam seorang ibu yang anaknya dibunuh tersebut merupakan adaptasi dari novel yang ditulis oleh Minato Kanae. Di tahun 2012 ini, satu lagi novel karya Minato Kanae, yaitu Shokuzai (The Atonement), difilmkan. Namun, tidak seperti Confessions, Shokuzai tidak diadaptasi menjadi film layar lebar, melainkan menjadi mini seri berjumlah lima episode yang ditayangkan oleh channel WOWOW. Kali ini, orang yang bertugas mengadaptasi novel ini ke layar kaca adalah Kurosawa Kiyoshi, yang sebelumnya sudah sering menyutradarai beberapa film yang sudah diakui kualitasnya, seperti Tokyo Sonata dan Cure.

Shokuzai sendiri masih memiliki kemiripan dengan Confessions, yaitu sama-sama bercerita tentang seorang ibu yang anak perempuannya dibunuh. Anak perempuan tersebut bernama Emiri yang merupakan seorang murid baru (kelas 4 SD) di suatu sekolah. Pada suatu hari, ketika ia sedang bermain dengan empat orang temannya, seorang pria menghampiri mereka. Pria (yang wajahnya tidak diperlihatkan) tersebut mengatakan ia sedang membetulkan kipas yang ada di gymnasium sekolah mereka, dan ia meminta tolong Emiri untuk membantunya karena ada bagian yang tidak bisa ia jangkau. Emiri lalu pergi bersama pria itu. Namun, setelah beberapa lama, Emiri tidak kembali juga. Empat temannya yang khawatir pun lalu menyusul ke gymnasium. Dan sesampainya di sana, Emiri sudah terbujur kaku di lantai gymnasium tersebut.

Adachi Asako (Koizumi Kyoko) yang merupakan ibu dari Emiri tidak sanggup menerima kenyataan atas kematian putrinya tersebut. Belum lagi, pelaku pembunuhan anaknya sama sekali tidak tertangkap, dan empat teman Emiri yang merupakan saksi mata pelaku pembunuhan Emiri mengatakan mereka tidak ingat dengan wajah pembunuh tersebut. Pada suatu hari, tepatnya pada hari ulang tahun Emiri, Asako mengundang empat orang teman Emiri tersebut ke rumahnya. Rupanya Asako tidak bisa memaafkan mereka berempat. Pada pertemuan tersebut Asako berkata pada mereka: “I won’t forgive you. Find the suspect for me. Otherwise, you’ll have to pay. Until the crime solve, I’ll never forgive any of you. You can’t escape from your sins.”

15 tahun berlalu setelah perjanjian tersebut. Empat orang teman Emiri telah tumbuh dewasa dan memiliki kehidupan masing-masing. Yang pertama adalah Kikuchi Sae (Aoi Yu), yang punya ketakutan tertentu terhadap laki-laki dan punya semacam kelainan di mana ia tidak bisa mengalami menstruasi. Yang kedua adalah Shinohara Maki (Koike Eiko), yang berprofesi sebagai guru SD yang galak dan pada suatu hari mendapat banyak perhatian setelah ia menyelamatkan murid-muridnya dari serangan pria tak dikenal. Yang ketiga adalah Takano Akiko (Ando Sakura), perempuan yang sejak kematian Emiri menjadi anti memakai pakaian yang cantik dan menganggap dirinya sendiri adalah beruang. Lalu terakhir adalah Ogawa Yuka (Ikewaki Chizuru), pemilik toko bunga yang punya kecemburuan tertentu terhadap kakaknya dan punya perhatian khusus terhadap polisi. Setiap tokoh dieksplor dalam setiap episode secara bergantian (jadi episode pertama fokusnya sama Aoi Yu, episode 2 Koike Eiko, dst). Dan di setiap episodenya, tokoh-tokoh tersebut melakukan suatu hal mengejutkan yang mereka anggap sebagai penebusan dosa atas kematian Emiri.

Shokuzai adalah salah satu dorama yang sudah saya tunggu-tunggu sejak dorama ini belum tayang. Selain karena faktor pengarang Confessions dan Kurosawa Kiyoshi, yang membuat saya tertarik pada dorama ini adalah jajaran castnya yang luar biasa. Kebanyakan pemainnya adalah aktor dan aktris yang lebih sering bermain di film ketimbang dorama. Contohnya adalah Koizumi Kyoko (Hanging Garden, Tokyo Sonata), Aoi Yu (Hana and Alice), Koike Eiko (2LDK), Ando Sakura (Love Exposure), dan Ikewaki Chizuru (Josee the Tiger and the Fish). Pemain-pemain pembantunya pun top semua, mulai dari Moriyama Mirai, Kase Ryo, Ito Ayumi, Arai Hirofumi, sampai Kagawa Teruyuki. Dan untungnya saya tidak dikecewakan oleh nama-nama hebat tersebut.

Seperti kebanyakan film-filmnya Kurosawa Kiyoshi (yang sering membuat film horror/thriller), dorama ini memiliki aura yang suram dan kelam. Warna yang dipakai cenderung gelap, dan semakin mendukung atmosfir kelamnya. Alurnya sedikit lambat, tapi tidak membosankan dan malah memperkuat intensitas ketegangannya. Sinematografinya pun sangat mengagumkan, dan membuat dorama ini tidak terlihat sebagai sekadar tayangan televisi karena kualitas gambarnya yang sudah seperti kualitas gambar pada film layar lebar.

Yang paling saya kagumi dari dorama ini adalah proses pembangunan karakternya yang meskipun terlihat perlahan-lahan tetapi pasti. Di setiap episodenya setiap karakter diperkenalkan. Dan dengan memakai sedikit flashback, kita bisa melihat bahwa kepribadian mereka semuanya terbentuk dari kejadian 15 tahun yang lalu, bahkan untuk karakter Yuka (Ikewaki Chizuru) sekalipun yang mengatakan bahwa ia tidak peduli dengan hal tersebut. Semua karakternya tidak diperlihatkan bersih dan suci. Bahkan untuk karakter Asako sang ibu, yang sebenarnya punya andil dalam kematian putrinya, karena belakangan diketahui bahwa kematian putrinya masih memiliki hubungan dengan masa lalunya sendiri. Makanya, shokuzai atau “the atonement” di sini tidak hanya berlaku bagi empat orang teman Emiri saja, melainkan juga pada karakter Asako sendiri. Well, kalo suka sama tontonan yang rada nyikologis, dorama ini tentunya sangat wajib ditonton karena kita bisa melihat bahwa sebuah kejadian bisa mempengaruhi kepribadian berbagai macam orang dengan cara yang berbeda.

Setiap episode dalam dorama ini memiliki cerita yang berdiri sendiri tapi tetap bersinggungan. Dan masing-masing episodenya memiliki cerita yang sangat menarik. Tapi kalo disuruh milih, favorit saya adalah episode pertama (French Doll) dan episode ketiga (Bear Siblings). Dua episode tersebut menurut saya yang paling menarik dan paling menegangkan. Apalagi episode pertama yang menampilkan Aoi Yu, yang menurut saya serem abis. Para pemain dalam dorama ini semuanya menampilkan akting yang bagus dan memukau. Ekspresi-ekspresi yang ditampilkan, kekosongan yang mereka alami, semuanya ditampilkan secara pas dan tidak berlebihan. Dari lima pemeran utama sampai peran-peran pembantu, semuanya menampilkan akting yang cemerlang.

Secara keseluruhan, dorama ini adalah salah satu dorama paling berkesan di tahun 2012 ini. Dan meskipun tahun 2012 baru berjalan dua bulan, sudah pasti saya akan memasukkan dorama ini ke list dorama terbaik tahun 2012. Satu-satunya kelemahan dorama ini menurut saya hanya pada bagian endingnya. Endingnya tetep bagus sih, dan sepertinya memang seperti itulah dorama ini harus berakhir (dan endingnya itu…ironis sekali). Tapi, kalo dibandingin sama episode-episode sebelumnya, menurut saya kualitas episode ini jadi rada menurun dan kalah sama episode-episode sebelumnya. Padahal saya berharap episode akhir ini menjadi puncak dari semua episodenya. Jadi, 4,5 bintang deh untuk dorama ini. Highly recommended.

Rating : 1 2 3 4 4,5 5

Read Full Post »

Film atau serial yang bercerita tentang orang yang bisa membaca isi pikiran orang lain mungkin sudah biasa. Lalu, bagaimana dengan orang yang isi pikirannya bisa didengar oleh semua orang? Mungkin baru Satorare (baik versi film maupun doramanya) yang mengangkat tema tersebut. Ya, jadi dalam dorama ini diceritakan, bahwa ada satu dari sepuluh juta orang di dunia ini yang merupakan seorang Satorare (arti dalam bahasa Indonesia = transparan). Apa itu Satorare? Mereka adalah orang-orang yang isi pikirannya bisa didengar oleh orang-orang di sekelilingnya sampai dengan jarak 12 meter (tapi bisa juga terdengar sampai lebih jauh dari jarak tersebut, tergantung suasana hati si satorare). Biasanya, Satorare adalah orang yang sangat jenius, karena itulah mereka sangat dilindungi oleh negara. Sampai-sampai, dibuat sebuah organisasi atau badan pengawas Satorare yang bertugas untuk mengawasi/melindungi para satorare dan mengatur agar orang-orang di sekeliling Satorare untuk berperilaku normal dan tidak merespon isi pikiran Satorare. Hal itu disebabkan jika seorang satorare mengetahui bahwa isi pikirannya bisa didengar oleh orang lain, bukan tidak mungkin ia akan menjadi depresi, dan akibat yang paling buruk adalah bunuh diri. Untuk itulah, badan pengawas satorare ini didirikan agar seorang Satorare bisa menjalani hidup normal layaknya orang biasa.

Satomi Kenichi (Odagiri Joe) adalah salah satu orang yang dapat disebut sebagai Satorare. Apapun yang ia pikirkan bisa didengar oleh orang lain. Kenichi sendiri adalah seorang dokter yang sangat jenius. Namun, kejeniusannya tersebut ternyata tidak berhasil membuat karirnya sebagai dokter berjalan lancar. Karena Kenichi adalah seorang Satorare, maka rumah sakit tidak pernah mengizinkan ia untuk melakukan operasi terhadap pasiennya. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari hal buruk yang akan terjadi jika sang pasien bisa mendengar isi hati Kenichi ketika operasi. Tentunya hal tersebut membuat Kenichi merasa rendah diri dan menganggap dirinya tidak pantas menjadi seorang dokter. Selain masalah karir, kehidupan percintaannya pun tidak berjalan mulus. Ya, karena isi pikirannya yang sangat transparan tersebut, maka perempuan yang ia sukai pasti akan mengetahui bagaimana perasaannya tanpa perlu ia mengatakannya. Dan siapa sih perempuan yang tidak terganggu dengan hal itu?

Lalu, masalah timbul ketika orang-orang di rumah sakit tempat Kenichi bekerja sudah tidak tahan karena terus menerus harus mendengar isi pikiran Kenichi. Mereka bermaksud ‘menyingkirkan’ Kenichi dengan cara memindahkannya ke National Research Lab, yang artinya jika hal tersebut terjadi maka karir Kenichi sebagai dokter akan berakhir dan berganti menjadi seorang peneliti. Di sisi lain, rumah sakit tersebut kedatangan seorang perempuan bernama Hoshino Noriko (Tsuruta Mayu), yang merupakan pathologist baru di rumah sakit tersebut. Mengetahui bahwa salah satu rekannya adalah seorang satorare membuat ia terkejut dan susah untuk terbiasa. Namun, lama kelamaan ia menjadi orang yang paling dekat dengan Kenichi. Lalu, apa yang akan selanjutnya terjadi pada Kenichi? Apakah orang-orang di rumah sakit tersebut akan berhasil menyingkirkannya dan memindahkannya ke National Research Lab? Apa yang akan terjadi selanjutnya dengan hubungannya dengan Hoshino? Lalu, apakah suatu hari ia akan mengetahui bahwa dirinya adalah seorang Satorare? Tonton aja deh kakak 😀

Saya suka sekali sama dorama ini. Satu hal yang paling saya suka dari dorama ini adalah ide ceritanya yang unik dan tidak biasa, yaitu tentang orang yang isi pikirannya bisa didengar orang lain (meskipun ini bukan ide original karena dorama ini merupakan adaptasi dari film layar lebar berjudul sama). Selain ide ceritanya, yang menarik lagi dari dorama ini adalah unsur komedinya yang sangat berhasil membuat saya tertawa. Tingkah laku orang-orang yang pura-pura gak denger isi hati Kenichi itu loh….bener-bener bikin ngakak! Hal itu membuat saya membayangkan bagaimana jika Satorare benar-benar ada di dunia ini dan saya hidup di lingkungan yang sama dengannya, pasti saya akan dibikin gregetan setiap hari, hihi.

Selain hal di atas, yang paling saya suka dari dorama ini adalah karakter Satomi Kenichi yang diperankan dengan sangat baik oleh Odagiri Joe. Saya suka banget sama karakternya yang begitu lugu dan polos. Meskipun pada awalnya orang-orang di sekeliling Satomi dibuat kesal setengah mati karena terus-terusan ‘diganggu’ oleh isi pikirannya yang transparan, tapi lama kelamaan mereka akhirnya luluh melihat Kenichi yang, baik dalam isi hati maupun perkataannya, tidak pernah memiliki niat yang buruk terhadap orang lain. Karakter-karakter lainnya pun turut mendukung kekuatan dorama ini. Seperti karakter Hoshino Noriko yang menjadi love interest si satorare ini. Biarpun karakternya diceritakan lebih tua dari Kenichi, tapi menurut saya mereka ini cocok sekali. Selain kedua karakter utamanya, yang menonjol di sini adalah karakter Todo-san dan Nakata. Kedua orang ini adalah anggota Satorare Measure Committee yang bertugas untuk mengawasi dan melindungi Kenichi. Biarpun mereka melakukan itu karena faktor pekerjaan, tapi lama kelamaan dapat dilihat bahwa mereka sangat memedulikan dan menyayangi Kenichi.

Meskipun ini dorama komedi, tapi dorama ini tidak berakhir menjadi sekadar dorama yang lucu saja. Seperti kebanyakan dorama Jepang lainnya, dorama ini banyak menyelipkan adegan-adegan yang lumayan menyentuh, khususnya mengenai perjuangan Kenichi untuk menjadi dokter. Siapa coba yang tidak tersentuh melihat usaha dan kegigihan hatinya? Meskipun berkali-kali ia patah semangat, namun ia selalu berhasil bangkit kembali.  Ja, 4 bintang deh untuk dorama ini 🙂

Memorable Quote:

Hoshino: “I thought about why God made satorare. Maybe we need to have satorare around. We live in a world of masked thoughts. That is why people with transparent thoughts are necessary for us.”

Rating : 1 2 3 4 5

Read Full Post »

Hayakawa Vito (Matsumoto Jun) sebenarnya adalah orang baik-baik. Namun, karena ia pernah ditolong oleh Hayashi (Shun Oguri) yang merupakan seorang penjahat, ia bergabung dengan geng yang dipimpin oleh Hayashi. Geng tersebut banyak melakukan kejahatan, apalagi Hayashi sang pemimpin adalah orang yang sangat kejam. Vito pun susah melepaskan diri dari geng tersebut karena sifat Hayashi yang sangat gampang mengintimidasi seseorang.

Namun, sejak Hayashi ditangkap dan dipenjarakan, hidup Vito mulai berubah menjadi damai. Ia bekerja di sebuah tempat kecil yang menjual makanan bernama Machimura Foods, yang dikelola oleh sebuah keluarga kecil yang menganggap Vito seperti keluarganya sendiri. Ia juga bertemu dengan Mishima Hana (Aragaki Yui), gadis manis yang tidak mau bicara karena pernah mengalami trauma, yang tampaknya menaruh hati pada Vito dan kemudian bekerja di tempat yang sama dengan Vito. Vito sendiri memiliki impian untuk suatu saat membuat restoran internasional (maksudnya restoran dengan menu bermacam-macam dari berbagai negara)

Hidup Vito yang damai sayangnya tidak berlangsung lama. Karena masa lalunya sebagai anggota geng, banyak orang (terutama polisi) yang mencurigai dirinya. Apalagi Vito adalah setengah Filipina, sehingga membuat image-nya bertambah buruk. Ia pernah difitnah terlibat dalam perdagangan narkoba. Tidak hanya itu, tempatnya bekerja (Machimura Foods) juga pernah disandung kasus keracunan makanan, yang membuat  Machimura Foods mengalami kebangkrutan dan kehilangan kepercayaan pelanggannya. Namun, yang paling parah adalah saat Hayashi dibebaskan dari penjara, dan kembali memasuki kehidupan Vito. Dan, karena sebuah kejadian untuk melindungi Hana-chan, Vito akhirnya terpaksa membunuh Hayashi dengan pistol. Kejadian itu membuat Vito masuk penjara dan menjalani beberapa pengadilan dengan dibantu Kazuma-sensei (Nakai Kiichi), seorang pengacara yang sudah sering membantu Vito sejak kasus narkoba pertama. Lalu, bagaimana nasib Vito selanjutnya? Apakah dia akan dinyatakan tidak bersalah atau malah sebaliknya? Tonton aja deh…

Dorama ini lumayan bagus buat saya. Meskipun banyak yang bilang dorama ini agak membosankan, tapi saya lumayan menikmati dorama ini. Jalan ceritanya lumayan menarik, dan bikin saya cukup gemas melihat malangnya nasib Vito. Matsumoto Jun (Bambino, Hana Yori Dango) berakting sangat baik di dorama ini. Aktingnya sebagai Vito yang lemah dan agak rendah diri, cukup mengundang simpati penonton dan bikin penontong pasti kasian banget sama dia. Di sini juga Matsujun tampil beda dan ketampanannya tidak begitu ditonjolkan *alah* karena penampilannya di sini kucel banget (tidak seperti di dorama sebelumnya di mana dia sering digambarkan sebagai pria tampan, seperti di Hana Yori Dango sebagai orang kaya yang besar kepala dan di Kimi wa Petto sebagai cowok cakep piaraan tante-tante ^^). Di sini juga Matsujun agak item, mungkin untuk meyakinkan bahwa dia adalah setengah Filipina (meskipun seumur hidupnya dia belum pernah mengunjungi Filipina sekali pun). Dan yang jadi pertanyaan saya di sini adalah, ada apa dengan setengah Filipina?? Kenapa banyak orang yang memandang rendah Vito hanya karena ia setengah Filipina? Apa ini menandakan bahwa orang Jepang itu pada rasis? Yeah, kalo ada yang tau jawabannya, kasih tahu saya ya ^^

Aragaki Yui juga tampil sangat baik sebagai Hana-chan yang amat manis. Di dorama ini, sebagian besar aktingnya ditunjukkan melalui ekspresi-ekspresi wajahnya (karena di sini dia jadi cewek bisu), dan saya suka banget sama ekspresi-ekspresinya tersebut. Saya juga lumayan menyukai chemistry-nya dengan Matsujun, ngegemesin banget XD. Namun, buat saya, yang aktingnya paling patut diacungi jempol adalah Shun Oguri yang berperan sebagai Hayashi. Meskipun porsi tampilnya tidak begitu banyak, tapi aktingnya di sini sangat memukau (padahal secara pribadi saya tidak begitu menyukai Shun Oguri ^^). Shun Oguri berhasil menghidupkan peran Hayashi yang agak psycho dan gampang sekali mengintimadasi orang-orang. Salut dah buat aktingnya di sini.

Ja, kesimpulannya buat saya dorama ini lumayan bagus. Namun, ada juga episode yang bikin mood saya terganggu saat ada seorang karakter yang mati karena bunuh diri (siapa itu? Tonton aja deh). Menurut saya itu adegan yang gak perlu dan benar-benar mengganggu mood saya. Tapi di luar itu, dorama ini recommended kok. Oh iya satu lagi, soundtrack dorama ini, Ariamaru Tomi, yang dibawakan oleh Shiina Ringo (vokalis Tokyo Jihen) lumayan enak. 3,5 bintang cukup :))

Rating : 1 2 3 3,5 4 5

Read Full Post »